Dari Gunung ke Dunia Maya: Aksi Agam Rinjani dkk Gugah Simpati Lintas Benua

Nama Agam Rinjani santer diberitakan usai insiden kecelakaan menimpa pendaki Gunung Rinjani asal Brasil, Juliana Marins.
Juliana dilaporkan jatuh ke jurang sedalam 600 meter pada Sabtu (21/6/2025) dan berhasil diangkat kembali ke puncak oleh Agam dkk pada Rabu (25/6/2025).
Keberanian Agam mengangkut jenazah Juliana di tengah medan yang curam dan berbatu, sontak mendapat reaksi positif dari warganet.
Bukan hanya netizen Indonesia, melainkan dari masyarakat Brasil, negara asal Juliana berada.
Popularitas Agam di media sosial saat ini terus meningkat. Angka pengikutnya di Instagram bahkan mencapai 1,6 juta, setara dengan para pemengaruh (influencer) dunia.
Awal mula Agam Rinjani viral
Keviralan Agam Rinjani bermula saat dirinya tidak henti mengunggah konten Instagram bahkan sebelum proses evakuasi dimulai sampai selesai.
Mulai dari perjalanan Jakarta menuju Lombok, kesulitannya mencari transportasi menuju Rinjani, hingga inisiatif Agam untuk turun berada di barisan terdepan saat mengevakuasi Juliana.
Ia tahu betul, masyarakat dunia, khususnya Indonesia dan Brasil, membutuhkan informasi terbaru seputar proses penyelamatan Juliana.
Abd Haris Agam atau yang akrab dikenal Agam Rinjani, salah satu tim evakuasi turis Brasil, Juliana Marins, di jurang Gunung Rinjani saat acara bincang-bincang bersama Consina di Toraja Coffee House Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
"Pas saya dan Mas Tyo (rekan Agam) naik ke puncak, kami sudah berpikir panjang. Orang butuh informasi di sana. Apa yang kita bisa bantu untuk orang-orang di Brasil? Kami beri informasi dengan Mas Tyo," kata Agam dalam bincang-bincang bersama Consina di Toraja Coffee House Jakarta, Sabtu (28/6/2025).Agam dan Tyo datang jauh-jauh dari Jakarta dengan persiapan matang. Mereka turut serta membawa Starlink dan genset demi memudahkan koneksi jaringan selama berada di puncak, bahkan saat turun ke jurang.
"Itu yang diapresiasi sama teman-teman dari Brasil. 'Wah, terima kasih. Kamu membantu kita mencari informasi. Kami bingung cari informasi di mana-mana', mereka bilang begitu," ujar Agam.
Salah satu video Instagram milik @agam_rinjani yang viral di media sosial adalah saat Agam, Tyo, dan Syamsul Padhli (anggota Unit SAR Lombok Timur), tidur bergantung di jurang bebatuan dengan beralas sleeping bag.
"Setelah memastikan kondisi korban telah meninggal, kami gabungan team relawan menjaga korban dan bermalam di tebing vertical yang curam dan kondisi bebatuan yang labil berjarak 3 meter dari korban, sambil menunggu team yang lain untuk mengangkat korban dari atas," tulis keterangan video yang diunggah pada Kamis (26/6/2025).
Ditawari donasi
Saat bersiap turun ke jurang, Agam sempat menyalakan fitur "live" untuk mengabari situasi di lokasi secara aktual (real time).
Selama live berlangsung, Agam berkali-kali ditanya mengenai nomor rekening untuk dikirimi sejumlah uang oleh warga Brasil.
"Saya bilang 'i don't need money. saya mau turun rescue ke bawah'," kata pemandu gunung bernama asli Abd Haris Agam itu.
Usai diminta nomor rekening terus-menerus hingga merasa tidak nyaman, ia memutuskan untuk mengakhiri live
"Mungkin ini terakhir saya live ya. Mungkin paling cepat besok saya live lagi karena kami tidak tahu kondisi di bawah (jurang) seperti apa," kata Agam sebelum menutup koneksi dengan netizen, tepat pada hari evakuasi Juliana.
Terbaru, platform penggalangan dana asal Brasil, Voaa, bersama mitra medianya Razões para Acreditar, resmi membatalkan kampanye donasi untuk Agam.
Pengumuman pembatalan dana untuk Agam disampaikan melalui unggahan Instagram berbahasa Portugis pada Senin (30/6/2025) pagi.
Transparansi dana jadi sorotan Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kritik publik, terutama menyangkut transparansi pengelolaan dana.
Salah satu isu utama yang menjadi sorotan adalah potongan biaya administrasi sebesar 20 persen yang dikenakan oleh platform, seperti dikutip .
Total penggalangan dana untuk Agam sudah mencapai mencapai sekitar Rp 1,54 miliar, tetapi seluruh dana tersebut kini dipastikan akan dikembalikan.
Melalui pernyataan resmi yang dikutip dari laman Facebook Hai Lotim, Voaa menegaskan bahwa pengembalian dana akan dilakukan secara otomatis mulai hari Senin, tanpa perlu tindakan apa pun dari para donatur.
"Kami menjamin transparansi penuh dan menghormati semua pihak yang telah berdonasi,” ujar Voaa.
Beraksi diam-diam

Proses evakuasi pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani oleh Tim SAR Gabungan.Juliana bukanlah korban Rinjani pertama yang berhasil dievakuasi oleh Agam dkk.
Meski bukan termasuk anggota Unit SAR Gabungan maupun pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agam diam-diam telah beraksi sejak lama.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, ini sudah berkegiatan di Gunung Rinjani sejak 10 tahun silam.
hari sebagai pemandu, kadang jadi porter, kadang jadi relawan. Jadi selama 10 tahun saya di Rinjani, banyak kegiatan yang kami lakukan di sana, mulai dari penanaman pohon, membersihkan gunung, sekaligus kerja," ungkap Agam.
Agam hampir selalu hadir dalam proses evakuasi korban Rinjani. Ia enggan mengakui keterlibatannya 100 persen selama 10 tahun terakhir.
"Ya, kira-kira (Agam mengevakuasi) 70 persen dari total korban," tuturnya.
Tidak semua proses evakuasi jenazah ia unggah ke Instagram. Agam menegaskan, aksinya bukan semata-mata demi uang, bahkan popularitas.
"Yang penting orangnya bisa selamat atau jenazahnya bisa sampai ke tangan keluarga korban. Saya sudah cukup senang," tegas dia.
Agam bukan satu-satunya pemandu yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi pada alam dan sesama manusia.
Masih banyak pemandu, porter, maupun pendaki di luar sana yang juga menghayati hal ini sebagai tanggung jawab sosial.
Bahkan, Agam juga berkali-kali menegaskan bahwa ia tidak beraksi sendiri. Di belakangnya, turut serta rekan sesama pemandu hingga tim Unit SAR gabungan, termasuk SAR Lombok Timur di NTB.