Mulai 1 Agustus 2025 Seluruh Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara

Seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani resmi ditutup sementara selama 10 hari mulai 1 Agustus hingga 10 Agustus 2025 mendatang.
Informasi tersebut berdasarkan Rapat Koordinasi Penguatan Aspek Keselamatan Penanggulangan Insiden Kedaruratan di Gunung Rinjani pada 22 Juli 2025 lalu.
Pada hasil rapat yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia serta Nora Dinas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan, menyatakan penutupan sementara terhadap seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menjelaskan, jalur pendakian yang ditutup sementara yaitu:
- Jalur Wisata Pendakian Senaru di Kabupaten Lombok Utara
- Jalur Wisata Pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara
- Jalur Wisata Pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Wisata Pendakian Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Wisata Pendakian Tetebatu di Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Wisata Pendakian Aik Berik di Kabupaten Lombok Timur
Kenapa seluruh jalur pendakian ditutup?
Penutupan seluruh jalur pendakian akan digunakan Balai TN Gunung Rinjani untuk melakukan perbaikan jalur pendakian, melakukan penataan fasilitas pendukung di jalur pendakian, melakukan evaluasi terhadap pencarian, pertolongan, dan evakuasi.
Menengok lokasi jatuhnya Benedikt Emmeneger, pendaki Swiss yang jatuh di jalur Gunung Rinjani.
“Melakukan peningkatan kapasitas SDM bagi petugas Balai TN Gunung Rinjani, tenaga rescue dan penyedia jasa wisata alam. Koordinasi dan konsultasi dalam rangka evaluasi tata kelola pendakian TN Gunung Rinjani,” jelas Balai TN Gunung Rinjani dikutip dari akun Instagram @btn_gn_rinjani, Rabu (23/7).
Lalu, bagaimana jika sudah memiliki tiket pendakian di tanggal 1-10 Agustus 2025?
Pendaki dapat melakukan penjadwalan ulang atau dapat melakukan klaim pengembalian (refund) apabila melakukan pembatalan.
Daftar 4 insiden kecelakaan di Gunung Rinjani
Sejak pekan ketiga Juni 2025, rentetan kecelakaan di Gunung Rinjani terjadi berulang kali dan menjadi sorotan publik
- Juliana Marins
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins dilaporkan jatuh pada Sabtu (21/6/2025) di bawah jurang menuju Danau Segara Anak.
Evakuasi Juliana berlangsung beberapa hari dan baru bisa diangkat dari kedalaman 600 meter pada Rabu (25/6/2025) dengan metode manual, yaitu menggunakan tali yang ditumpu jangkat di titik puncak.
- Nazli bin Awang Mahat
Satu hari setelah evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Malaysia Nazli bin Awang Mahat dilaporkan tergelincir 200 meter di jalur Danau Segara Anak pada Kamis (26/6/2025).
Upaya evakuasi dilakukan tim gabungan dari TNGR, SAR Lombok Timur, TNI, Polri, serta relawan pada Jumat (27/6) malam pukul 23.00 WITA dengan ditandu menuju Shelter Pelawangan Sembalun dan dilanjutkan ke Pos 2 Sembalun, lalu dibawa ke Puskesmas Sembalun untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
- Benedikt Emmeneger
Pria berusia 46 tahun asal Swiss, Benedikt Emmeneger dilaporkan jatuh saat berjalan turun dari Jalur Plawangan menuju kawasan Danau Segara Anak pada Rabu (16/7/2025).
Wisatawan asing asal Swiss, Benedikt Emmenegger, yang jatuh di Gunung Rinjani, saat tiba di Bali dengan menggunakan helikopter.
Evakuasi Benedikt berlangsung di hari yang sama menggunakan helikopter Bali Air. Korban diterbangkan menuju RS BIMC Kuta, Bali dan diketahui mengalami patah tulang serta pendarahan di sekitar mata.
- Sarah Tamar van Hulten
Tepat sehari setelah Benedikt Emmeneger dievakuasi, seorang pendaki asal Belanda yang tinggal di Denmark, Sarah Tamar van Hulten (26) jatuh di Jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak pada Kamis (17/7/2025).
Proses evakuasi menggunakan helikopter Bali Air dan korban langsung dibawa ke RS BIMC untuk mendapatkan perawatan medis.