Kemenhut Terbitkan Grade Jalur Pendakian Gunung di Indonesia, Apa Itu?

Taman Nasional, Taman Wisata Alam, jalur pendakian gunung, daftar Grading Jalur Pendakian Gunung, Kemenhut Terbitkan Grade Jalur Pendakian Gunung di Indonesia, Apa Itu?

Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam dan Konservasi Kementerian Kehutanan menerbitkan daftar Grading Jalur Pendakian Gunung yang berada di bawah pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam.

Grading Jalur Pendakian Gunung merupakan pengklasifikasian tiap jalur pendakian gunung berbasis risiko yang bisa dijadikan panduan untuk mengukur diri saat menentukan tujuan pendakian.

Sebanyak 81 jalur pendakian gunung di bawah pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam telah divalidasi lalu diberikan klasifikasi tingkat kesulitannya. 

Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengatakan, tragedi Juliana Marins di TN Gunung Rinjani telah menjadi duka, sekaligus sebagai pemantik untuk mempercepat transformasi perubahan tatakelola jalur pendakian gunung di Indonesia.

Ia menambahkan, setiap gunung memiliki risiko berbeda-beda, baik panjang jalur, tingkat kelerengan, bentuk morfologi medan, ketinggian, dan ancaman paparan sulfur serta fenomena alam lainnya.

Ada gunung yang mudah didaki, tetapi ada juga gunung yang memerlukan persiapan matang untuk menggapai puncaknya.

"Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat memahami tingkat risiko pendakian

gunung diperlukan pengklasifikasian (grading) tiap jalur pendakian berbasis risiko," ujar Raja Juli dalam dokumen Grading Jalur Pendakian Gunung di Kawasan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam yang diterima Kompas.com, Jumat (15/8/2025).

Raja Juli mengatakan, adanya klasifikasi jalur pendakian gunung akan mempengaruhi kebijakan penggunaan pemandu, tipe asuransi. Selain itu, penyediaan sarana prasarana pengaman keselamatan, serta penyediaan alat dan tim SAR yang selalu sigap dan tanggap.

"Saya sangat concern dengan keselamatan nyawa pendaki, prinsip safety first harus

menjadi prioritas. Grade Jalur Pendakian ini diharapkan dapat memberi guide line pengelola jalur pendakian menyusun program mitigasi risiko yang efektif untuk mewujudkan zero accident, sekaligus sebagai gambaran bagi calon pendaki untuk menentukan tujuan pendakian berdasarkan kapasitas dirinya," tambah Raja Juli.

Ketua Tim Penyusun Grading Jalur Pendakian Gunung di Kawasan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, Johan Setiawan mengatakan modul ini disusun sebagai acuan utama dalam merancang dan menerapkan sistem grading jalur pendakian yang mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan.

Selain itu, pertimbangan lain seperti karakteristik morfologi negara kepulauan dan iklim pegunungan tropis dalam rangkaian cincin api, serta prinsip manajemen risiko berbasis HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control).

"Kami menyadari bahwa modul ini masih memiliki keterbatasan dan akan terus

disempurnakan berdasarkan masukan dari lapangan, hasil kajian ilmiah, serta dinamika

kebutuhan di dunia pendakian dan konservasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan

kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini, khususnya

kepada Bapak Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni," kata Johan dalam kata pengantar dokumen tersebut.

Ada lima grade jalur pendakian gunung yang ditetapkan dalam modul tersebut yaitu Grade I (sangat mudah), Grade II (Mudah), Grade III (Menengah), Grade IV (Berat) dan Grade V (Sangat Berat).

Ada jalur pendakian yang memiliki Grade V (sangat berat/ ekstrem), yaitu Jalur Blangkejeren Gunung Leuser, Jalur Lembah Kuning Gunung Carstenz dan Jalur Habema Gunung Trikora. Terdapat 16 jalur pendakian gunung Grade IV, 32 jalur pendakian gunung Grade III, 26 jalur pendakian gunung Grade II, dan 4 jalur pendakian gunung Grade I.

Gunung yang memiliki jalur pendakian dengan Grade I yaitu Jalur Pura-Puncak Gunung Bromo, Jalur Desa Gudang Gunung Permisan / Bukit Nenek dan Jalur Lembanna Lembah Ramma.

Adapun anggota tim penyusun Grading Jalur Pendakian Gunung yaitu Rahmat Abbas (Federasi Mountaneering Indonesia), Tasril Mulyadi (Federasi Mountaneering Indonesia), Gatot Wisnu Wiryawan (Federasi Mountaneering Indonesia), Ade Wahyudi (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia), Sofyan Arief Fesa (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia), Sujarwo Sujatmoko (Kemenhut), dan Faradhitya Syahida Fitria (Kemenhut).

Kemudian, Grading Jalur Pendakian Gunung diulas oleh Kementerian Pariwisata, Basarnas, Federasi Mountaineering Indonesia (FMI), Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), UPT Pengelola Pendakian Gunung lingkup Ditjen KSDAE, Anggi Wahyuda, Jali, dan Nurlatifah.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!