Persiapan Sehat Sebelum Umrah: Jangan Lupa Vaksin agar Ibadah Lancar

ibadah umrah, penyakit pernapasan, penyakit pneumonia, ibadah haji, Ibadah haji, vaksin rsv, Persiapan Sehat Sebelum Umrah: Jangan Lupa Vaksin agar Ibadah Lancar

Bagi umat Muslim, ibadah umrah merupakan perjalanan spiritual yang dinantikan. Setiap tahun, jumlah jemaah umrah Indonesia terus meningkat. Ini merupakan hal yang baik, tetapi berbagai persiapan harus dilakukan terutama aspek kesehatan untuk mencegah risiko penularan penyakit.

Ketua Bidang Kesehatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), dr.Endy M Astiwata mengatakan, kesehatan menjadi faktor penentu apakah jemaah bisa beribadah dengan baik atau tidak di tanah suci.

"Sekarang ini terjadi kepadatan yang ekstrem dan ini terjadi sepanjang tahun, tidak hanya saat musim haji. Faktor kepadatan jemaah dari berbagai negara, paparan debu, dan suhu udara, sangat memengaruhi kesehatan kita," katanya dalam acara temu media yang diadakan oleh GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia di Jakarta (16/7/2025).

Data terbaru pada musim haji menunjukkan, penyakit pernapasan termasuk dalam jenis penyakit yang paling sering diderita jemaah. Di musim haji 2025, penyakit pneumonia dan juga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) paling banyak didiagnosis.

Data tersebut tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penyakit pernapasan dan paru paling sering menyebabkan jemaah dirawat di rumah sakit dan juga menyebabkan kematian.

ibadah umrah, penyakit pernapasan, penyakit pneumonia, ibadah haji, Ibadah haji, vaksin rsv, Persiapan Sehat Sebelum Umrah: Jangan Lupa Vaksin agar Ibadah Lancar

Prof.Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K).

Dijelaskan oleh Prof.Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), ibadah haji dan umrah sering dikaitkan dengan ancaman infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit.

"Pada kasus pneumonia penyebabnya bisa karena infeksi bakteri atau virus. Untuk jenis virusnya bisa karena Covid-19, HMPV, HPIV, influenza, RSV, dan rhinovirus. Di Arab Saudi, infeksi RSV jadi penyebab pneumonia," paparnya dalam acara yang sama.

Gejala pneumonia pada orang dewasa bisa berupa demam, menggigil, batuk, mual, sesak napas, dan nyeri dada saat bernapas.  Pada lansia, pneumonia bisa menyebabkan kebingungan atau perubahan mental.

Kelompok beresiko tinggi

Ditambahkan oleh dr.Dirga Sakti Rambe Sp.PD, sekitar 73 persen jemaah haji dan umrah Indonesia memiliki komorbid atau penyakit peserta. Kondisi ini membuat mereka sangat rentan mengalami penularan penyakit.

"Penularan penyakit pernapasan bisa memperburuk atau membuat penyakit mereka kambuh. Hal itu terjadi karena adanya peradangan dalam tubuh," ujar dr.Dirga.

Misalnya saja pada pasien diabetes, kalau tertular virus gula darahnya akan naik, padahal kuman atau virus akan hidup lebih lama pada orang yang gula darahnya tinggi. 

Demikian pula pada orang yang punya gangguan jantung, infeksi pernapasan akan memperburuk gejalanya, misalnya menjadi lebih sesak.

Oleh karena itu pencegahan penyakit sangat penting dilakukan. Selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan dan memakai masker, pencegahan penyakit primer dilakukan dengan mendapatkan vaksinasi.

"Banyak jemaah merasa vaksin menjadi beban, padahal pola pikir itu harus diubah. 

Ini kan proteksi supaya ibadahnya lancar, pulang dengan selamat tanpa membawa penyakit," katanya.

Menurut dr.Endy, kebanyakan orang mendaftar umrah mendadak sehingga mengabaikan persiapan kesehatan. 

"Padahal untuk vaksin idealnya dilakukan 14 hari sebelum berangkat," katanya.

Saat ini pemerintah Arab Saudi mewajibkan jemaah umrah sudah divaksin meningitis dan polio. Namun, selain itu beberapa vaksin lain juga dianjurkan, termasuk vaksin untuk mencegah infeksi pernapasan seperti vaksin flu, pneumonia, dan juga RSV.

Menurut dr.Dirga, mereka yang termasuk dalam kelompok rentan sebaiknya melakukan vaksinasi sebelum berangkat umrah. Terutama orang berusia di atas 50 tahun, orang dengan gangguan sistem imun, anak-anak, serta orang yang punya penyakit penyerta.

"Banyak yang beranggapan kalau punya komorbid merasa tak perlu vaksin, padahal terbalik, justru mereka yang harus pertama divaksin. Walau punya penyakit jantung, asma, dan sebagainya, selama dalam kondisi stabil boleh divaksin, malah penting untuk perlindungan dari penyakit," katanya.