Donat Pinkan Mambo Viral Dibilang Mirip Odading, Apa Bedanya?

Donat buatan Pinkan Mambo viral di media sosial setelah disebut mirip odading.
Kritik itu lantas memicu perdebatan soal tekstur, rasa, dan teknik pembuatan donat milik sang penyanyi.
Pinkan menegaskan bahwa donatnya bukan odading, melainkan “donat cair” yang memang berbeda dari versi konvensional.
Isu ini menyita perhatian publik karena donatnya dijual seharga Rp 130 ribu per lusin, namun teksturnya dianggap tak sebanding.
Apa sebenarnya yang membedakan donat pada umumnya dengan odading? Lewat artikel ini, mari mengenal karakteristik dan hal lain yang menarik dari kedua camilan goreng tersebut.
Ilustrasi odading bertabur wijen.
Asal-usul
Odading berasal dari Indonesia, tepatnya Jawa Barat, dan sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda. Nama "odading" muncul dari cerita unik yang tercatat dalam buku “9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing” karya Alif Danya Munsyi.
Dikisahkan seorang ibu Belanda memanggil penjual kue keliling dan berkata “O, dat ding?” yang berarti “Oh, benda itu?” saat melihat roti goreng tak bernama. Sejak saat itu, masyarakat mulai menyebut kue tersebut sebagai odading karena terdengar unik dan lucu.
Kudapan ini pun menjadi bagian dari camilan khas Sunda dan sering dijumpai di pasar tradisional.
Sementara itu, donat berasal dari Amerika Serikat dan mulai dikenal pada abad ke-19. Menurut Smithsonian donat pertama kali muncul di Manhattan sebagai “kue berminyak” yang kurang menarik.
Kemudian Elizabeth Gregory, ibu seorang kapten kapal dari New England, membuat varian donat dengan menambahkan rempah seperti pala, kayu manis, dan kulit lemon. Tujuannya adalah memberi bekal yang tahan lama dan bergizi untuk putranya dan awak kapal saat berlayar.
Dari situ, resep donat berkembang dan menjadi populer di berbagai belahan dunia.
Bahan membuat
Soal bahan utama dan adonan, odading dan donat punya perbedaan mencolok. Odading dibuat dari campuran tepung terigu, ragi, gula, sedikit garam, dan baking soda.
Kombinasi ini menghasilkan adonan padat yang akan membentuk tekstur berserat dan mengembang saat digoreng. Bagian luarnya renyah, sementara bagian dalamnya empuk dan lembab.
Berbeda dengan odading, adonan donat umumnya memakai bahan seperti tepung terigu, gula, telur, ragi, dan mentega. Ada juga resep yang menambahkan susu atau air kelapa untuk menghasilkan donat yang lebih lembut dan beraroma khas.
Salah satu variasi unik donat muncul dalam bentuk “donat cair” seperti yang dipopulerkan oleh Pinkan Mambo. Donat ini menggunakan adonan yang lebih encer dan tidak melalui proses proofing.
Bila ingin mencoba membuat donat cair seperti versi Pinkan, resep serupa bisa ditemukan dalam buku Selera Nusantara (2009) karya Tim Dapur Anggrek. Adonannya terdiri dari tepung terigu, telur, gula pasir, air kelapa, ragi instan, baking powder, dan mentega leleh.
Ilustrasi donat tanpa telur.
Tekstur
Tekstur odading dan donat menjadi salah satu aspek paling mudah dikenali.
Menurut Executive Chef GH Universal Hotel Bandung sekaligus Ketua Indonesian Chef Association Jawa Barat, Anton Kuswendi, odading memiliki tekstur yang khas: garing di luar, namun lembut dan agak berserat di bagian dalam.
Ini berkat perpaduan bahan sederhana seperti ragi dan sedikit baking soda yang memberi rongga udara saat adonan digoreng.
Sementara itu, donat pada umumnya memiliki tekstur yang lebih ringan dan empuk secara keseluruhan. Permukaannya tidak serenyah odading, namun terasa lebih halus dengan crumb yang lembut ketika digigit.
Donat cair ala Pinkan Mambo, misalnya, justru menghasilkan donat yang sangat lembut tanpa perlu melalui proses proofing.
Karena adonannya encer dan dimasak dalam cetakan, hasil akhirnya lebih menyerupai bolu goreng, namun tetap menghadirkan sensasi camilan manis yang kenyal dan empuk