2 Anaknya Tewas Saat Kebakaran di Bukit Duri, Novi: Saya Ajak Lompat Mereka Pergi...

Bukit Duri, Tebet, kebakaran di Tebet, kebakaran tebet, kebakaran di tebet hari ini, kebakaran di bukit duri, kebakaran tebet hari ini, 4 anak tewas kebakaran, 4 anak tewas kebakaran di bukit duri, 2 Anaknya Tewas Saat Kebakaran di Bukit Duri, Novi: Saya Ajak Lompat Mereka Pergi...

Tangis dan duka mendalam menyelimuti Novi (28), seorang ibu muda yang kehilangan dua anaknya dalam peristiwa kebakaran rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi.

Kebakaran hebat yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB itu menewaskan empat anak. Dua di antaranya merupakan anak kandung Novi, yakni NA (7) dan A (4), yang terjebak di lantai dua saat api melahap bangunan berukuran sekitar 200 meter persegi tersebut.

Detik-detik Mencekam, Novi Melompat, Anak-anak Terjebak

Saat ditemui di tenda pengungsian, Novi masih diliputi syok. Ia mengenang momen saat api tiba-tiba membesar dan asap hitam mulai mengepung kamar tempat ia tidur bersama keempat anaknya.

“Tidurnya sama aku semua, kalau suami kerja,” kata Novi lirih, Sabtu siang.

Pagi itu, Novi terbangun karena asap mulai memasuki kamar kontrakan. Ia segera menyadari bahwa api berasal dari lantai satu bangunan.

Dalam kepanikan, Novi berusaha membawa anak-anaknya turun, namun api sudah melahap seluruh tangga.

Dengan cepat, ia mencari alternatif penyelamatan dan melihat jendela kamar lantai dua sebagai satu-satunya jalan keluar. Novi menggendong bayi bungsunya yang masih berusia tiga bulan, MR, dan naik ke jendela untuk melompat.

“Aku ajak lompat dia malah pergi, saya panik dan memilih melompat,” ujarnya sambil menahan tangis.

Novi mendarat dengan posisi yang tidak sempurna, menyebabkan luka pada kaki dan punggungnya. Namun, bayinya selamat tanpa cedera sedikit pun. Ia lalu menjauh dari lokasi sambil berharap anak-anaknya yang lain berhasil keluar.

“Saya sudah panggil-panggil, tapi mereka enggak ikut. Pas saya lihat ke belakang, mereka sudah enggak ada,” ungkap Novi.

Beberapa saat kemudian, anak sulungnya, R (9), ditemukan selamat. Namun, dua anak lainnya—NA dan A—dinyatakan meninggal dunia setelah ditemukan terjebak di dalam bangunan yang terbakar.

Suasana Panik dan Jeritan “Mama Tolong!”

Kesaksian warga memperkuat betapa mencekamnya suasana saat kejadian. Dewi Rahmawati, seorang tetangga yang sedang menjemur pakaian, mendengar suara jeritan memilukan dari dalam rumah kontrakan.

“Ada anak kecil teriak, ‘Mama, mama, tolong aku dong. Mama, mama, om, om, tolongin aku’,” kata Dewi kepada wartawan.

Asap hitam dengan cepat menyelimuti bangunan dua lantai yang dihuni oleh belasan keluarga. Rumah kontrakan itu memiliki delapan pintu dan ditempati sekitar 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

Empat anak dinyatakan meninggal dalam kebakaran tersebut. Mereka adalah L (13), K (3), NA (7), dan A (4). Dua korban lainnya, ibu dengan inisial A dan M, mengalami luka-luka dan dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Jenazah para korban juga dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, Novi dan anak bungsunya yang selamat saat ini berada di lokasi pengungsian bersama para korban terdampak lainnya.

Menurut Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Syamsul Huda, kebakaran pertama kali dilaporkan pada pukul 06.21 WIB. Dugaan sementara, api dipicu oleh korsleting listrik dari salah satu unit kontrakan.

“Terdapat empat orang korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Syamsul dalam keterangannya.

Area yang terbakar diperkirakan seluas 200 meter persegi dengan total kerugian mencapai Rp 674 juta.

Saat tim pemadam datang, orangtua korban sempat meminta pertolongan untuk menyelamatkan anak-anak yang masih terjebak. Namun, kondisi asap dan api menyulitkan upaya penyelamatan.

“Petugas sudah memakai SCBA (self-contained breathing apparatus), tetapi tidak berhasil menyelamatkan korban di dalam,” tambah Syamsul.

Korban Selamat Lainnya dan Kehilangan Harta Benda

Selain Novi, beberapa penghuni lain juga berhasil menyelamatkan diri. Anwar Sanusi (52) berhasil membawa keluar istri dan anaknya, meski harus mengalami luka bakar di tangan.

“Saya enggak berpikir panjang, saya terobos api demi anak istri saya,” kata Anwar.

Anwar kehilangan seluruh harta benda, termasuk dokumen penting seperti KTP dan Kartu Keluarga. Ia berharap pemerintah dapat membantu memulihkan dokumen-dokumen penting tersebut.

Sementara itu, Sukiyanti, penghuni lainnya, selamat setelah mendobrak pintu dan lari keluar rumah begitu melihat api menjalar di atap.

“Saya lari keluar enggak ingat apa-apa, pintu saya buka, lalu kabur,” tuturnya.

Sebanyak 27 warga terdampak kini tinggal di tenda darurat yang didirikan tidak jauh dari lokasi kejadian. Camat Tebet, Dyan Airlangga, mengatakan bahwa status tanggap darurat ditetapkan selama tiga hari ke depan dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan.

“Kami tidak membatasi, tanggap darurat akan berlangsung sampai warga bisa beraktivitas normal kembali,” kata Dyan.

Pemerintah Kota Jakarta Selatan melalui kelurahan dan Dinas Sosial telah menyalurkan bantuan logistik dasar dan melakukan pendataan keluarga terdampak kebakaran.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "