Risiko Stunting dan Bayi BBLR dari Kesehatan Gigi Ibu Hamil yang Buruk

Minimnya akses ke layanan kesehatan gigi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya merawat gigi selama kehamilan menjadi salah satu penyebab tersembunyi di balik tingginya angka stunting dan BBLR (berat badan lahir rendah) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Hal ini terungkap dalam kegiatan bakti sosial kesehatan gigi dan mulut yang diadakan Yayasan Kembara Nusa bersama GIGI.ID pada 16–20 Juli 2025 di Desa Senaru. Didukung penuh oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), kegiatan ini menyasar ratusan warga dengan pendekatan yang tak hanya kuratif, tapi juga edukatif.
Menurut drg. Safira Khairina, M.Kes, Co-Founder Kembara Nusa, perawatan gigi selama kehamilan bukan sekadar urusan estetika. Ia menjelaskan bahwa penyakit gusi seperti periodontitis (infeksi kronis pada jaringan penyangga gigi) dapat memicu kelahiran prematur dan bayi BBLR.
“Gigi yang sehat dimulai sejak dalam kandungan. Maka penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan mulut dan memeriksakan gigi secara rutin,” ujar drg. Safira.
“Kami berharap para kader bisa menjadi penerang informasi di lingkungannya untuk menurunkan angka stunting dan BBLR melalui edukasi gigi yang lebih merata,” imbuhnya.
Dampak kesehatan gigi yang buruk selama hamil
Sejumlah studi internasional, termasuk dari Journal of Clinical Periodontology, menunjukkan adanya hubungan antara periodontitis dan peningkatan risiko BBLR serta preeklamsia.
Dampaknya tak berhenti di situ. Anak-anak yang lahir dengan BBLR atau stunting cenderung mengalami gangguan tumbuh kembang gigi, seperti enamel yang tipis, pertumbuhan gigi terlambat, hingga risiko tinggi karies dini.
Semua ini bisa berujung pada sulitnya anak mengunyah dan mengonsumsi makanan bergizi, yang pada akhirnya memperparah masalah gizi.

Dokter gigi dari Yayasan Kembara Nusa melakukan edukasi kesehatan gigi pada ibu hamil di Desa Senaru, Lombok Utara, NTB.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara mengonfirmasi urgensi masalah ini. Pada 2022, BBLR tercatat sebagai komplikasi neonatal tertinggi (49,7 persen), dengan Kecamatan Bayan mencatat angka tertinggi yakni 63,2 persen. Sementara itu, prevalensi stunting pada 2024 berada di angka 14,69 persen, meskipun menunjukkan tren menurun.
PNM sebagai sponsor utama juga membuka booth edukatif selama acara berlangsung, serta mengikutsertakan lebih dari 40 peserta program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dalam pemeriksaan gigi gratis.
Layanan kesehatan gigi gratis
Selama lima hari, lebih dari 450 warga Desa Senaru mendapat layanan kesehatan gigi gratis, termasuk pencabutan, penambalan, serta perawatan gigi anak dan dewasa. Tak kurang dari 30 relawan medis dan non-medis dari berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Riau, hingga Bali, turun langsung untuk memperluas akses layanan gigi di wilayah yang selama ini kekurangan tenaga profesional.
Salah satu sorotan utama adalah edukasi menyikat gigi yang benar untuk murid SD Negeri 1 Senaru. Antusiasme siswa membuktikan bahwa perubahan kebiasaan bisa dimulai sejak dini.
Selain itu, puluhan kader desa juga dilibatkan dalam pelatihan agar dapat menjadi penyambung informasi bagi ibu hamil dan orang tua balita.
Ketua Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia NTB drg. Bagyo Ariyogo Murdjani menekankan pentingnya kesinambungan. “Bakti sosial jangan hanya jadi acara tahunan. Perubahan perilaku, terutama soal kebiasaan menyikat gigi ibu hamil dan anak, bisa memberi dampak jangka panjang.”
Untuk memperluas jangkauan, Kembara Nusa dan GIGI.ID berencana mengembangkan layanan teledentistry, sebuah pendekatan berbasis teknologi untuk menjawab tantangan geografis dan distribusi tenaga medis yang belum merata di NTB.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi bisa membawa perubahan nyata. Kami berharap semangat ini terus menular, agar semakin banyak daerah terpencil yang mendapat layanan kesehatan gigi yang layak,” kata drg.Safira.
Yayasan Kembara Nusa adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2018 dengan misi menghadirkan layanan kesehatan gigi dan edukasi mulut bagi masyarakat di wilayah yang belum terjangkau layanan medis.
Berangkat dari kepedulian terhadap rendahnya tingkat kesehatan gigi di pelosok Indonesia, Kembara Nusa menggerakkan relawan dokter gigi dan tenaga kesehatan untuk turun langsung ke lapangan, memberikan pengobatan gratis sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya perawatan gigi sejak dini.