Paragon dan BPOM Bina UMKM Kosmetik, Targetkan Produk Berkualitas

PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) menjadi salah satu “orangtua angkat” yang berkolaborasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) untuk membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) industri kosmetik lebih berkembang.
Untuk diketahui, ParagonCorp menaungi beragam merek ternama, di antaranya Wardah, Make Over, OMG, Kahf, dan Emina.
Vice President of Research & Development ParagonCorp, dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK menuturkan, pihaknya tengah membantu dua UMKM dari Jawa Tengah untuk mengembangkan produk mereka.
“Jadi, BPOM itu menunjuk beberapa ‘orangtua angkat’. Dan yang saat ini kami lakukan itu di bagian pengembangan produk. Nah, kami menerjunkan dua staf Research and Development,” ujar Sari di PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (30/7/2025).
Paragon membantu UMKM industri kosmetik
Mengajarkan riset untuk meningkatkan kualitas produk
ParagonCorp membantu UMKM kosmetik lokal lewat riset dan edukasi bersama BPOM. Kualitas produk UMKM ini pun ditingkatkan, termasuk dari segi riset.
Dalam pengembangan produk tersebut, Sari mengatakan, pihaknya juga mengajarkan tentang cara melakukan riset agar produk yang dihasilkan para pelaku UMKM ini lebih berkualitas.
Ia mengungkapkan, apa yang paling dibutuhkan oleh dua UMKM yang menjadi “anak angkat” ParagonCorp adalah cara membuat produk lebih tahan lama. Sebab, mereka adalah industri rumahan.
“Misalnya membuat sabun. Sabun yang mereka buat baru bisa bertahan tiga bulan. Mereka ingin sabunnya bias bertahan lama. Jadi lebih ke membuatnya itu sendiri karena belum semuanya lancar,” tutur Sari.
Terkadang, produk yang telah dihasilkan tidak sesuai ekspektasi dan masih banyak kekurangan. Di titik inilah tim Research and Development ParagonCorp hadir untuk membantu.
Penyuluhan soal bahan-bahan
ParagonCorp membantu UMKM kosmetik lokal lewat riset dan edukasi bersama BPOM. Kualitas produk UMKM ini pun ditingkatkan, termasuk dari segi riset.
Selain itu, pihak Sari juga melakukan penyuluhan terkait bahan-bahan yang digunakan apakah dilarang oleh BPOM atau tidak, dan cara mencari supplier yang tepat.
Untuk saat ini, jumlah “anak angkat” yang dibina oleh ParagonCorp baru dua pelaku UMKM. Mereka bergerak dalam bidang produk personal care, seperti sabun.
Terkait apakah jumlahnya bakal bertambah atau tidak, Sari mengatakan bahwa hal tersebut bergantung pada keputusan BPOM.
“Jadi, UMKM sudah dibagi-bagi, ada daftarnya. Biasanya mereka yang mengkoordinasikan, dan kami akan terlibat secara aktif,” kata Sari.
Mengembangkan industri kosmetik Indonesia
Mengejar kuantitas tidaklah cukup
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D dalam kunjungannya ke pabrik dan pusat riset PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (30/7/2025).
Dalam kunjungannya ke pabrik dan pusat riset ParagonCorp di Cikupa, Kepala BPOM Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D, menyebutkan cara untuk mengembangkan industri kosmetik Indonesia.
Salah satunya dengan meningkatkan jumlah UMKM yang bergerak dalam industri tersebut. Kendati demikian, hanya mengejar kuantitas tidaklah cukup.
Taruna mendorong agar para pelaku UMKM dalam industri tersebut “naik kelas”, alias meningkatkan kualitas produk agar lebih bagus.
“Jumlah UMKM yang sekarang berhubungan dengan industri kosmetik itu ada sekitar 10.000-an, baik yang sudah terdeteksi, dan yang teregistrasi ataupun yang belum,” kata Taruna.
Apabila puluhan ribu pelaku industri kosmetik tersebut mendapat bimbingan yang tepat, dampaknya adalah produksi rumahan yang kualitasnya tidak kalah bagus dari produksi pabrik.
Untuk mencapai hal tersebut, Taruna menuturkan, pihaknya sudah menjadikan ParagonCorp sebagai salah satu “orangtua angkat” bagi dua dari puluhan ribu UMKM tersebut.
Tujuannya adalah agar produk kecantikan dan skincare produksi rumahan bisa bertumbuh dan berkembang pesat dan besar seperti ParagonCorp.
“Dampaknya tentu dari produksi rumahan kayak dulu Paragon 40 tahun yang lalu, sekarang sudah besar. Dari industri rumah tangga yang merupakan UMKM ini bisa naik kelas,” tutur Taruna.
Ketika tercapai, pelaku industri kosmetik yang dulunya adalah UMKM, bisa menghasilkan jumlah tenaga kerja dan produksi yang lebih besar, dan kualitas yang lebih baik.
“Sehingga, pasarnya akan lebih luas dan tentu berdampak pada ekonominya,” kata dia.
Industri kosmetik di Indonesia bisa berkembang
ParagonCorp membantu UMKM kosmetik lokal lewat riset dan edukasi bersama BPOM. Kualitas produk UMKM ini pun ditingkatkan, termasuk dari segi riset.
Adapun, pengembangan industri kosmetik Indonesia berkaitan dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh industri tersebut yakni Rp 158 triliun per tahun, atau sekitar 9,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
“Seharusnya, berdasarkan rasio jumlah penduduk kita yang 286 juta, seharusnya bisa berkembang menjadi sekitar 20 miliar dollar AS (setara dengan Rp 328 triliun),” kata Taruna.
Pasalnya, peluang bisnis yang berkaitan dengan produk kecantikan dan skincare sangat besar di Nusantara.
Seharusnya maraknya pengguna barang-barang tersebut mampu meningkatkan ekonomi Indonesia dari sektor industri kosmetik. Ada pula harapan dari Presiden Prabowo Subianto terkait pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan persen.
Kolaborasi antara ParagonCorp dan BPOM membuka peluang besar bagi UMKM kosmetik di Indonesia untuk bertumbuh secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan riset dan peningkatan kualitas produk, industri rumahan saat ini memiliki potensi bersaing di pasar nasional, bahkan global.