Wardah Perkuat Ekosistem Global Women Leadership Bersama Al Mujadilah Women Center Qatar

– Salah satu perusahaan kecantikan di Indonesia, ParagonCorp, berkolaborasi dengan Al Mujadilah Women Center Qatar melalui flagship brand-nya, Wardah.
Berdasarkan siaran pers yang Kompas.com terima, Rabu (21/5/2025), tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mendorong kepemimpinan perempuan yang memberi ruang untuk tumbuh melalui beberapa hal.
Di antaranya adalah nilai-nilai iman, faith-based leadership, pengetahuan, edukasi, capacity building, riset, dan dampak sosial. Kolaborasi ini merupakan komunitas yang saling menguatkan antara perempuan, alias women support women.
EVP & Global Chief Business Officer ParagonCorp, Amalia Sarah Santi, mengatakan bahwa kolaborasi dengan Al Mujadilah Women Center akan melahirkan program-program konkret.
“Seperti membangun ekosistem global bagi perempuan untuk bertumbuh dan berdampak. Ini merupakan sebuah langkah strategis dalam meningkatkan peran perempuan dalam memperluas kebermanfaatan yang berkelanjutan,” jelas dia.
Kolaborasi diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Minggu (18/5/2025) di Al Mujadilah Women Center, Doha, Qatar, yang disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia 2014-2024 Retno Marsudi.
Forum tentang peran perempuan
Dalam kesempatan yang sama, dilaksanakan juga forum Global Women Leadership Dialogue bertajuk “Leading with Purpose: Women in Faith, Business, and Global Policy”.
Para pembicaranya mencakup Direktur Eksekutif A Mujadilah Women Center Dr. Sohaira Siddiqui, Retno Marsudi, dan Deputy CEO ParagonCorp dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK, FINSDV.
Sementara itu, sesi dibuka dengan sambutan dari istri Duta Besar Indonesia untuk Qatar yaitu Lita Kardatin Hassan, dan dimoderatori oleh Brand Ambassador Wardah, Dewi Sandra.
Perempuan sebagai pemimpin
“Para pemimpin perempuan memegang peran penting dalam membuka jalan bagi generasi berikutnya, memperluas kemungkinan apa yang bisa dicapai bersama,” tutur dia.
Retno yang juga menjabat sebagai Board of Council Paragon Wardah Stewardship for Global Impact menambahkan, saat perempuan dilibatkan dalam negosiasi perdamaian, perdamaian yang tercipta cenderung lebih sustain dan berkelanjutan.
“Melibatkan perempuan bukan hanya soal keadilan dan kesetaraan, tetapi juga tentang memahami isu lebih dalam dan menciptakan solusi yang nyata. Saat seorang perempuan bangkit, dia membuka jalan bagi perempuan lain untuk ikut naik,” papar Retno.
Menurut dia, saat ini dunia sudah semakin saling terhubung. Artinya, diplomasi tidak lagi terbatas pada urusan negara, tetapi juga tentang empati, manusia, dan kemajuan bersama.
“Melalui kolaborasi seperti ini, kita dapat membuka jalan bagi perempuan-perempuan untuk memimpin secara global, baik dalam diplomasi, bisnis, dan pendidikan,” lanjut Retno.
Ruang aman bagi perempuan
Sohaira menuturkan, penting bagi perempuan untuk membuka pandangan lebih jauh dari keterbatasan sejarah, dan mengetaui bahwa perempuan secara berkelanjutan turut membentuk sejarah sejak dahulu kala.
“Ini bukan hanya tentang beberapa perempuan yang baru-baru ini breaking the glass ceiling. Namun, di setiap abad, perempuan telah memecahkan berbagai ‘ceiling’ atau batasan lainnya, tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita,” jelas dia.
Al Mujadilah Center, yang didirikan oleh Sheikha Moza bint Nasser, menyediakan ruang pendidikan yang menumbuhkan kepemimpinan, berakar pada identitas, tujuan, dan ketangguhan.
Melalui kolaborasi ini, ucap Sohaira, pihaknya bertujuan untuk memperluas nilai-nilai tersebut secara global, khususnya bagi perempuan di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.
“Program seperti Ri’aya Young Adult Stewardship sangat penting dalam menghubungkan perempuan muda lintas negara dan budaya, mempersiapkan mereka untuk membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Sohaira.
Inisiatif seperti Women Space, House of W – Women, Wisdom, Wardah, dan berbagai program pembelajaran, kepemimpinan, hingga sosial, baik di Indonesia, Malaysia, maupun di kancah global, mencerminkan komitmen kuat Paragon Wardah.
Salah satunya adalah Ri’aya Young Adult Stewardship Program by Al Mujadilah Women Center, suatu program pengembangan untuk perempuan berusia 17-20 tahun.
“Setiap perempuan memiliki cerita, dan setiap suara memiliki kekuatan. Perempuan yang mendukung perempuan lainnya adalah kunci untuk mewujudkan perubahan yang berarti,” kata Dewi Sandra dalam kesempatan yang sama.