Demi Obati Pasien, Bidan Dona Rela Berenang Seberangi Sungai di Pasaman Sumbar

— Aksi heroik seorang bidan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menjadi sorotan setelah videonya viral di media sosial.
Sosok itu adalah Dona (46), bidan ASN asal Desa Andilan, Jorong Setia, Nagari Simpang Tonang Selatan, Kecamatan Dua Koto. Ia terekam berenang melintasi sungai deras tanpa jembatan demi menunaikan tugas kemanusiaannya: mengobati pasien.
Dona mengaku tak gentar menerobos aliran sungai karena memiliki kemampuan renang sejak masa sekolah.
“Dulu waktu SMA saya ikut lomba renang, jadi tidak takut saya saat berenang. Waktu pulang dari rumah pasien, saya juga berenang lagi,” ujarnya kepada TribunPadang.com, Minggu (2/8/2025).
Pasien yang ia kunjungi saat ini telah pulih. Meski demikian, Dona berharap pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut, terutama akses jalan dan jembatan penghubung antar nagari.
Aksi Dona terekam dalam video berdurasi singkat yang menunjukkan dirinya menyeberangi sungai berlumpur sambil menggendong tas berisi obat-obatan dan peralatan medis. Dari seberang, seseorang merekam momen itu sambil menunggu Dona sampai ke daratan.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025. Saat itu, Dona baru kembali dari pelatihan di Pekanbaru dan langsung bergegas menuju rumah pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto.
“Saat itu saya baru pulang dari pelatihan di Pekanbaru. Pasien sudah lama menghubungi minta diobati. Begitu saya sampai Pasaman, saya langsung berangkat ke sana,” tutur Dona.
Ia menempuh perjalanan sejauh 27 kilometer dengan menyewa ojek seharga Rp400 ribu untuk pulang-pergi. Namun, setibanya di Lanai, ia mendapat kabar bahwa jembatan satu-satunya di jalur itu telah roboh akibat terjangan arus sungai.
“Sampai di Lanai, warga bilang jembatan sudah putus. Awalnya saya kira masih bisa dilewati dengan berjalan kaki, tapi ternyata sudah roboh total,” jelasnya.
Dona pun tak punya banyak pilihan. Tanpa perlengkapan khusus, ia memilih berenang demi menunaikan tanggung jawabnya.
“Saya tidak tahu kalau jembatannya putus, jadi tidak bawa perlengkapan apapun. Tapi karena pasien butuh bantuan dan tidak mungkin saya menolak, saya putuskan berenang,” katanya.
Dalam perjalanan menuju lokasi, ia bahkan sempat tiga kali terjatuh dari motor karena jalanan berlumpur dan rusak.
“Sudah sering saya ke kampung itu. Tapi ini pertama kali saya harus menyeberangi sungai. Bahkan sebelum sampai jembatan putus itu, saya tiga kali jatuh dari motor karena jalan berlumpur,” tambah Dona.
Meski di desa tersebut ada tenaga kesehatan lain, warga tetap mempercayakan pengobatan kepada Dona karena kedekatannya dengan masyarakat. Selama berenang, ia membawa perlengkapan medis dalam tas yang digendong di punggung.
“Itu semua alat medis saya. Baju yang saya pakai juga basah dan kering sendiri di badan,” ujarnya.
Dona juga tak menyadari bahwa aksinya direkam oleh warga dari seberang.
“Saya hanya dengar suara orang memanggil dari seberang, bilang ‘ke sinilah’,” kenangnya.
Ia kembali menegaskan bahwa kepercayaan dirinya menyeberangi sungai didasari oleh pengalaman berenang sejak masa SMA.
“Dulu waktu SMA saya ikut lomba renang, jadi tidak takut saya saat berenang. Waktu pulang dari rumah pasien, saya juga berenang lagi,” katanya.
Kini, Dona berharap pemerintah memberikan perhatian lebih pada wilayah-wilayah terpencil seperti tempat ia bertugas.
“Semoga jembatan segera diperbaiki. Jalan pun diperhatikan karena bidan lain dan saya sering ke sana untuk mengobati warga,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Bidan di Pasaman Seberangi Sungai Demi Obati Pasien, Dona: Saya Waktu SMA Pernah Ikut Lomba Renang