Kisah Fatimah Zahra Asal Pasaman Lolos Kedokteran Hewan UGM, Dapat Beasiswa dari Kampus

Fatimah Azzahra, Fakultas Kedokteran Hewan, Pasaman, mahasiswa UGM, pasaman, Beasiswa UGM, Fatimah Azzahra pasaman, fakultas kedokteran hewan ugm, Kisah Fatimah Zahra Asal Pasaman Lolos Kedokteran Hewan UGM, Dapat Beasiswa dari Kampus, Terinspirasi dari Ibu yang Seorang Mantri Hewan, Tangis Bahagia di Tepi Pantai, Bersyukur Dapat UKT Gratis 100 Persen, Ingin Aktif dan Berkontribusi di Bidang Konservasi Hewan

Pendidikan menjadi warisan terbesar yang ditanamkan almarhum kedua orang tua Fatimah Azzahra, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) asal Pasaman, Sumatera Barat.

Gadis 18 tahun ini lolos seleksi jalur SNBT 2025 dan berhak menempuh pendidikan di FKH UGM dengan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) penuh alias 100 persen gratis.

“Orang tua saya selalu bilang, pendidikan itu yang utama. Bahkan sampai keluarga besar pun berpesan ke kakak saya: jangan gunakan tabungan orang tua untuk hal lain sebelum pendidikan Zahra selesai,” ujar Zahra dikutip dari ugm.ac.id. 

Terinspirasi dari Ibu yang Seorang Mantri Hewan

Zahra lahir dari keluarga sederhana. Sang ayah yang baru berpulang sebulan lalu adalah guru sekolah dasar. Sementara sang ibu, yang telah lebih dulu wafat saat Zahra duduk di bangku SMA, adalah seorang mantri hewan.

Dari latar belakang itulah semangat dan kecintaan Zahra pada dunia pendidikan dan kedokteran hewan tumbuh.

“Minat saya terhadap kedokteran hewan dipengaruhi oleh kakak kedua saya yang juga kuliah di jurusan yang sama, meskipun di universitas berbeda. Selain itu, ibu saya dulunya adalah seorang mantri hewan yang menangani hewan ternak. Jadi, mungkin minat ini memang sudah menurun secara tidak langsung,” tuturnya.

Zahra mengakui bahwa sejak kecil, ia tidak terlalu suka memelihara hewan. Namun, rasa ingin tahunya terhadap dunia hewan berkembang seiring waktu, terlebih karena pengaruh keluarga yang dekat dengan profesi tersebut.

Tangis Bahagia di Tepi Pantai

Pengumuman kelulusan SNBT menjadi momen yang tak terlupakan. Saat itu, Zahra tengah berada di Aceh menghadiri wisuda kakak keduanya. Bersama keluarga, ia memilih membuka pengumuman di tepi pantai.

“Saya awalnya mau buka sendiri. Tapi kakak saya bilang, ‘Buka bareng-bareng aja. Apapun hasilnya, kami tetap support.’ Waktu lihat saya lulus di pilihan pertama, FKH UGM, kami semua langsung menangis. Bahkan kakak saya lebih dulu menangis daripada saya,” kenangnya.

Tak lama setelah kebahagiaan itu, datang kabar duka. Sang ayah wafat tepat sehari sebelum proses daftar ulang perkuliahan di UGM.

Duka mendalam ini menjadi ujian berat bagi Zahra, yang kini harus menjalani hidup tanpa kedua orang tuanya.

Bersyukur Dapat UKT Gratis 100 Persen

Di tengah cobaan tersebut, sinar harapan muncul. Zahra menerima kabar bahwa dirinya mendapatkan subsidi UKT penuh dari FKH UGM.

“Rasanya luar biasa ketika tahu dapat UKT gratis. Kalau pun saya tetap harus membayar UKT golongan satu, mungkin saya tetap berpikir ulang apakah akan melanjutkan kuliah. Karena kondisi keluarga yang tidak menentu, saya benar-benar takut jika harus membayar UKT penuh. Jadi ketika tahu dapat subsidi, saya sangat bersyukur, seperti beban saya terangkat. Ini adalah rezeki yang sangat besar,” ungkapnya.

Kakak sulung Zahra, Sylvie, yang kini menanggung beban keluarga, juga mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut.

“Saat Zahra dapat UKT 0 itu lega sekali. Soalnya adik-adik kan juga ini dua orang kuliah semua, jadi otomatis tanggung jawab ke saya semua. Setelah dapat pengumuman UKT 0 itu, Alhamdulillah kami bersyukur sekali,” kata Sylvie.

Ingin Aktif dan Berkontribusi di Bidang Konservasi Hewan

Menjelang masa perkuliahan, Zahra kini tengah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia berharap bisa menjadi pribadi yang aktif dan mudah bergaul, terutama untuk terlibat dalam kegiatan mahasiswa yang fokus pada konservasi satwa liar.

Zahra juga menyampaikan pesan menyentuh kepada pelajar dari daerah atau keluarga kurang mampu agar tidak menyerah mengejar impian pendidikan tinggi.

“Saya bahkan tidak pernah menyangka, sehari sebelum daftar ulang ayah saya meninggal dunia. Saya sempat bingung, tapi ternyata selalu ada jalan. Jadi jangan pernah menyerah. Terus berusaha dan berdoa,” ucapnya.

Fatimah Azzahra adalah satu dari 120 mahasiswa baru FKH UGM yang diterima melalui jalur SNBP dan SNBT 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 22 persen calon mahasiswa mendapat beasiswa pendidikan penuh, terdiri dari 15 mahasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 10 mahasiswa non-KIP.

Kebijakan ini menunjukkan komitmen FKH UGM dalam memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dari latar belakang kurang mampu.