Septian dan Bagus, Sosok Mahasiswa UGM Cerdas dan Penuh Dedikasi yang Gugur saat Tugas Pengabdian KKN

Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah berduka. Dua mahasiswa mereka, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, dinyatakan meninggal dunia setelah menjadi korban dalam insiden kapal terbalik di perairan Pulau Wahr, Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (1/7/2025).
Keduanya merupakan peserta Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM yang sedang menjalankan program pengabdian masyarakat di wilayah tersebut.
Diketahui, di Ohoi Debut terdapat 17 mahasiswa peserta KKN-PPM, terdiri dari 14 mahasiswa UGM dan 3 mahasiswa Universitas Pattimura.
Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Rustamadji, menyampaikan bela sungkawa atas kejadian ini.
"Kami kehilangan sosok muda yang penuh potensi dan semangat. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan," ujarnya.
Bagaimana Sosok Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo?
Septian Eka Rahmadi adalah mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Rustamadji menyebutnya sebagai pribadi yang cerdas, bersahaja, dan berkomitmen tinggi dalam belajar dan mengabdi kepada masyarakat.
"Kehadirannya memberikan warna bagi lingkungan akademik Fakultas Teknik dan kampus secara lebih luas. Kepergiannya membawa duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan sahabat, tetapi juga rekan-rekannya di Unit KKN Manyeuw," kata Rustamadji.
Sementara itu, Bagus Adi Prayogo merupakan mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM angkatan 2022.
Ia berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur, dan dikenal sebagai sosok yang rendah hati, aktif dalam kegiatan sosial, serta memiliki semangat kolaboratif tinggi.
"Kami sangat kehilangan. Bagus adalah mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap kegiatan pengabdian," ujar Rustamadji.
Bagaimana Kronologi Insiden yang Menewaskan Dua Mahasiswa UGM Ini?
Peristiwa nahas ini terjadi saat para mahasiswa tengah melaksanakan kegiatan Revitalisasi Terumbu Karang menggunakan metode Artificial Patch Reef (APR). Mereka menyeberang lautan untuk mengambil pasir sebagai bahan utama pembangunan APR.
Dalam perjalanan kembali, dua kapal cepat (speedboat) yang mereka tumpangi dihantam gelombang besar dan angin kencang. Salah satu kapal terbalik.
Dari insiden tersebut, lima mahasiswa berhasil diselamatkan, sementara dua lainnya Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo dinyatakan meninggal dunia.
Bagus Adi sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Selasa malam pukul 23.00 WIT.
Apa Langkah UGM Setelah Insiden Ini?
UGM kini tengah melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah Provinsi Maluku, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta KAGAMA Maluku.
Fokus utama saat ini adalah penanganan darurat, pendampingan psikologis bagi mahasiswa KKN lainnya, serta proses pemulangan jenazah ke daerah asal.
UGM juga memastikan akan terus memperkuat prosedur keselamatan dan keamanan bagi seluruh peserta KKN-PPM.
"Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan di lapangan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," kata Rustamadji.
Sebagian artikel ini telah tayang di dan Tribunnews.com dengan judul Sosok 2 Mahasiswa KKN UGM yang Tewas Dalam Insiden Kapal Terbalik di Maluku Tenggara, Pribadi Cerdas.