Rute Pemulangan Jenazah Septian Eka Rahmadi: Dari Maluku Tenggara ke Sumbawa

Septian Eka Rahmadi, Maluku Tenggara, mahasiswa KKN UGM, septian eka rahmadi, mahasiswa kkn ugm meninggal, mahasiswa KKN UGM meninggal di Maluku, Rute Pemulangan Jenazah Septian Eka Rahmadi: Dari Maluku Tenggara ke Sumbawa

Jenazah Septian Eka Rahmadi, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Sumbawa yang meninggal akibat kecelakaan longboat di perairan Pulau Wearhu, Maluku Tenggara, akan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (Bizam) Lombok pada Kamis (3/7/2025) pukul 07.15 Wita. 

Hal ini disampaikan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, Rusdianto.

“Iya. Berdasarkan info terakhir jadwal landing di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid Lombok pukul 07.15 Wita Kamis (3/7/2025),” ujar Rusdianto, Rabu (2/7/2025), dikutip Kompas.com (3/7/2025). 

Jenazah dibawa ke Sumbawa lewat jalur darat dan laut

Usai tiba di Lombok, jenazah akan dibawa ke Sumbawa melalui jalur darat dan laut menggunakan ambulans.

“Kemungkinan tiba di Sumbawa besok siang Kamis (3/7/2025) karena perjalanan darat dan laut dari Lombok,” tambahnya.

Septian Eka Rahmadi berasal dari Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 

Ia merupakan alumni SMAN 1 Sumbawa dan dikenal sebagai mahasiswa berprestasi serta aktif dalam kegiatan sosial, lingkungan, dan relawan kemanusiaan.

Perjalanan jenazah melalui beberapa kota

“Posisi saat ini masih di pesawat dari Bandara Langgur, Maluku Tenggara, dengan rute Langgur–Ambon–Makassar. Dari Makassar ke Surabaya. Dari Surabaya menuju Lombok,” jelas Rusdianto.

Sesuai jadwal, jenazah diterbangkan dengan pesawat Lion Air dari Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Maluku Tenggara,  menuju Bandara Pattimura Ambon pukul 13.00 WIT. Selanjutnya, jenazah diterbangkan ke Surabaya sebelum melanjutkan ke Lombok.

“Kedua jasad korban akan diterbangkan dengan pesawat Lion Air dari Langgur menuju Bandara Pattimura Ambon jam 1 siang ini,” ungkap Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Maluku, Udhel Zaharudin Latucionsina.

Sementara, dari informasi civitas akademika UGM, rombongan pendamping telah berangkat dari Yogyakarta dan dijadwalkan tiba di Lombok malam ini untuk menunggu kedatangan jenazah di Bandara Bizam.

Kronologi kecelakaan longboat di Maluku Tenggara

Sebelumnya, Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma mengonfirmasi bahwa longboat yang tenggelam di perairan Pulau Wearhu mengangkut 12 penumpang, terdiri dari tujuh mahasiswa UGM dan lima warga lokal.

“Penumpang ada 12 orang terdiri dari lima masyarakat dan tujuh orang mahasiswa UGM yang KKN di Maluku Tenggara,” kata Frans.

Longboat tersebut berangkat dari Pelabuhan Desa Debut menuju Pulau Wearhu pukul 11.00 WIT dan berencana kembali pukul 13.00 WIT.

Namun, sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulau Wearhu, perahu dihantam gelombang dan tenggelam.

Akibat insiden tersebut, satu mahasiswa dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya sempat dinyatakan hilang. Lima mahasiswa serta lima warga lainnya dinyatakan selamat.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Ini Identitas Mahasiswa UGM yang Jadi Korban Tenggelam di Laut Maluku Tenggara.