Bukan Rebahan! 7 Ide Liburan Dijamin Bikin Anak Cerdas dan Bahagia Ala Psikolog UGM

Bukan Rebahan! 7 Ide Liburan Dijamin Bikin Anak Cerdas dan Bahagia Ala Psikolog UGM

Liburan sekolah seharusnya menjadi waktu berharga bagi anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas bermakna, bukan hanya terpaku pada gawai. Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam merencanakan kegiatan selama liburan.

"Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga," ujar Novi dikutip Antara, Kamis (26/6).

Orang tua disarankan untuk berdialog dengan anak-anak dan menawarkan aktivitas sederhana namun berdampak positif, seperti memasak bersama, menonton film, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau piknik. Kegiatan-kegiatan ini tak hanya membangun ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak.

Selain itu, anak-anak perlu diberi ruang untuk mengembangkan minat dan hobi, misalnya melalui les memanah, musik, atau olahraga.

Liburan juga merupakan momen ideal untuk menghabiskan waktu bersama keluarga besar (kakek, nenek, sepupu) agar anak belajar nilai-nilai sosial yang beragam dan melatih fleksibilitas interaksi.

"Anak-anak juga bisa diajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan," tambahnya.

Terkait penggunaan gawai, Novi menyoroti perlunya kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Ia merekomendasikan pembatasan maksimal tiga jam per hari selama liburan, agar anak tetap bisa menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitar.

Novi memperingatkan bahwa penggunaan gawai berlebihan dapat memicu kondisi Brain Rot, yaitu penurunan fungsi otak secara bertahap akibat paparan layar yang berlebihan.

Dampak negatif gawai berlebihan sangat nyata. Secara fisik, anak rentan mengalami kurang gerak, masalah mata (miopi), gangguan tulang belakang, obesitas, hingga risiko penyakit jantung.

Dari segi kognitif, mereka akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan cenderung malas berpikir. Sementara itu, secara emosional dan sosial, anak bisa menjadi lebih cemas, mudah tersinggung, dan enggan bersosialisasi.

Sebagai alternatif, Novi menyarankan agar anak membuat jurnal liburan tulisan tangan. Aktivitas ini tidak hanya melatih keterampilan sensorik dan motorik, tetapi juga mendorong kemampuan refleksi dan berpikir kritis.

"Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar," tegas Novi.