Bidan Seberangi Sungai Demi Obati Pasien TBC, Presiden Prabowo Siapkan Rp26,5 Miliar untuk Bangun Akses Warga

Kisah perjuangan Dona Lubis (46), seorang bidan di Puskesmas Duo Koto, Pasaman, Sumatera Barat, menjadi sorotan publik setelah aksinya menyeberangi Sungai Batang Pasaman viral di media sosial.
Dona rela menerobos arus deras dan menuruni tebing curam demi mengobati pasien tuberkulosis (Tb) di Kejorongan Sinuangon. Akses menuju wilayah itu terputus sejak jembatan penghubung roboh akibat banjir pada 1 Agustus 2025.
Dalam perjalanan sejauh 26 kilometer, Dona menempuh sebagian rute dengan ojek sebelum akhirnya harus berenang menyeberangi sungai.
"Ada seorang pasien Tb mesti diobati di Kejorongan Sinuangon. Namun di perjalanan, ternyata jembatannya terputus. Terpaksa turun ke badan sungai melewati napal tebing yang curam dan mengarungi arus sungai," ujarnya.
Dedikasi tersebut mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan menjadi simbol perjuangan tenaga kesehatan di daerah terpencil.
Bagaimana Respons Pemerintah atas Peristiwa Ini?
Presiden Prabowo Subianto langsung merespons kabar tersebut. Ia memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera memperbaiki jembatan dan membangun akses jalan ke wilayah terdampak.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, bersama Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumbar, Elsa Putra Friandi, meninjau lokasi pada 13 Agustus 2025.
Perjalanan dari Padang ke lokasi memakan waktu enam jam, termasuk dua jam menggunakan sepeda motor.
"Pemerintah akan bangun jalan sepanjang empat kilometer dengan lebar 2,5 meter menggunakan rabat beton senilai Rp20 miliar, dan jembatan senilai Rp6,5 miliar. Jadi totalnya Rp26,5 miliar. Ini kata warga adalah kado terindah HUT RI untuk Pasaman dari Presiden Prabowo," kata Andre.
PENINJAUAN-Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade (Kanan) berdiskusi dengan Kepala BPJN Sumbar Elsa Putra Friandi st meninjau jembatan yang roboh di Pasaman, Rabu (13/8/2025)
Apa Saja Hambatan yang Dihadapi di Lapangan?
Dua kejorongan terdampak, Sinuangon dan Batang Kundur, dihuni sekitar 150 kepala keluarga.
Kondisi terisolasi membuat harga bahan pokok melonjak hingga 150 persen, sementara tarif ojek naik dari Rp100 ribu menjadi Rp250 ribu per orang.
Jembatan yang terputus sebelumnya terbuat dari kayu sepanjang 15 meter, menjadi satu-satunya akses transportasi warga.
Anak-anak sekolah, tenaga kesehatan, dan pedagang kini harus menyeberangi sungai dengan risiko tinggi.
Wali Nagari Cubadak Barat, Kesria Novi, mengatakan pihaknya telah membangun jembatan darurat, namun solusi permanen tetap diperlukan.
"Kami berharap pemerintah segera turun tangan karena kondisi ini tidak hanya menyulitkan akses kesehatan, tetapi juga mengancam kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kapan Proyek Perbaikan Dimulai?
Kepala BPJN Sumbar, Elsa Putra Friandi, menyebut pihaknya telah melakukan survei lapangan dan akan memulai tahap desain bersamaan dengan pengurusan izin lingkungan dan kawasan hutan.
"Jika semua izin selesai tepat waktu, kemungkinan akhir tahun ini proyek sudah bisa dimulai," katanya.
Andre Rosiade juga meminta bupati dan pihak terkait mempercepat proses perizinan.
"Kalau ada kesulitan di Kemenhut, infokan ke saya, nanti saya akan komunikasikan langsung dengan Pak Menteri," tegasnya.
Warga berharap pembangunan jalan dan jembatan dapat segera terealisasi agar mereka tidak lagi terisolasi. Bagi Dona, perjuangannya bukan soal sensasi, tetapi tanggung jawab profesi.
"Pelayanan kesehatan memang memiliki tantangan tersendiri, khususnya di daerah terluar. Namun kami harus sampai ke rumah pasien demi menyelamatkan nyawa masyarakat," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Prabowo Kucurkan Rp 26,5 M Usai Viral Video Bidan Berenang Seberangi Sungai demi Pasien TBC di Pasaman".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!