Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon-hee Ditahan, Pertama dalam Sejarah Pasangan Mantan Presiden Dipenjara

 Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon-hee Ditahan, Pertama dalam Sejarah Pasangan Mantan Presiden Dipenjara

Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kim Keon-hee, istri mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Rabu (13/8). Penangkapan dilakukan atas tuduhan manipulasi harga saham dan dakwaan lainnya. Keputusan pengadilan ini tercatat sebagai kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni mantan presiden dan ibu negara yang sama-sama dipenjara pada saat bersamaan. Suk-yeol tengah ditahan sebelum persidangan atas tuduhan makar. Keon-hee juga menjadi mantan ibu negara pertama yang ditangkap.

Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat perintah tersebut dengan alasan adanya risiko perusakan barang bukti, menyoroti pernyataan Keon-hee yang tidak konsisten selama pemeriksaan serta kekhawatiran bahwa ia mungkin akan menyamakan keterangan dengan mantan ajudan dan tersangka lainnya.

Keon-hee, yang menunggu keputusan pengadilan di Pusat Penahanan Seoul Nambu, langsung menjalani prosedur penahanan setelah surat perintah diterbitkan. Ia menghadapi tuduhan terlibat dalam pengaturan harga saham, campur tangan dalam proses penunjukan kandidat untuk pemilihan sela pada 2022, dan menerima suap sebagai imbalan atas bantuan bisnis kepada sejumlah perusahaan serta Gereja Unifikasi.

Saat sidang pada Selasa (5/8), penampilan Keon-hee sangat kontras dengan enam hari sebelumnya, ketika ia mengatakan kepada wartawan di luar kantor penasihat khusus bahwa ia hanyalah orang biasa. Kali ini, ia memilih bungkam sejak keluar dari van hitam pada pukul 09.26, hingga memasuki gedung pengadilan. Ia mengabaikan pertanyaan pers, termasuk permintaan penjelasan terkait dengan ucapannya sebelumnya.

Selama sidang, tim penasihat khusus yang menyelidiki kasusnya mendesak agar ia ditahan dengan alasan risiko tinggi perusakan barang bukti. Namun, pengacaranya membantah semua tuduhan dan menyatakan Keon-hee tidak berisiko melarikan diri serta dalam kondisi kesehatan yang buruk.

hee menghadapi tiga tuduhan utama, yakni pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal karena diduga terlibat dalam manipulasi harga saham Deutsche Motors, pelanggaran Undang-Undang Dana Politik karena diduga ikut campur dalam penunjukan kandidat Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) pada pemilihan sela 2022 atas permintaan broker politik Myung Tae-gyun, dan pelanggaran Undang-Undang Hukuman yang Diperberat untuk Kejahatan Tertentu karena diduga menerima suap dari sejumlah pihak, termasuk seorang dukun bernama ‘Geonjin’ dan perantara yang terhubung dengan Gereja Unifikasi. Dengan dikeluarkannya surat perintah tersebut, jaksa diperkirakan akan memperluas penyelidikan mencakup tuduhan lain. Sementara itu, tim penasihat khusus pada Selasa mengumumkan bahwa pejabat Seohee Construction menyerahkan pernyataan tertulis yang mengakui perusahaan itu memberikan kalung Van Cleef & Arpels kepada Keon-hee tak lama setelah suaminya dilantik pada Mei 2022. Keon-hee kemudian mengenakan kalung tersebut saat mendampingi suaminya dalam kunjungan ke KTT NATO pada Juni tahun itu. Menurut penyelidik, pihak Seohee mengaku mengambil kembali kalung itu dari Keon-hee beberapa tahun kemudian dan menyimpannya hingga baru-baru ini, sebelum menyerahkannya kepada penyidik. Sebelumnya, penyidik menemukan versi palsu dari kalung yang sama di rumah ibu mertua kakak Keon-hee. Pihak Keon-hee mengklaim ia membelinya di Hong Kong pada 2010, tapi tim menemukan bahwa desain Van Cleef & Arpels tersebut baru dirilis pada 2015. Penasihat khusus meyakini kalung yang dikenakan Keon-hee dalam perjalanan ke KTT NATO ialah asli dan berasal dari Seohee. Namun, Keon-hee tetap berkeras dalam pemeriksaan bahwa kalung yang ia kenakan tiruan.(dwi)