Pemain Liga Inggris Tak Akan Pakai Ban Kapten Pelangi Lagi

Ban kapten pelangi yang selama ini menjadi simbol dukungan terhadap komunitas LGBT+ tak akan lagi terlihat di pentas Premier League musim 2025/2026.
Langkah ini diambil menyusul berakhirnya kerja sama antara Premier League dengan Stonewall, organisasi amal yang bergerak di isu LGBT+. Kerja sama yang telah berjalan selama satu dekade itu resmi dihentikan, dan dampaknya langsung terasa di lapangan.
Meskipun kerja sama telah usai, Premier League menegaskan mereka tidak sepenuhnya menghentikan kampanye solidaritas terhadap LGBT+. Kampanye serupa rencananya tetap digelar pada Februari mendatang. Namun, tidak lagi melibatkan penggunaan ban kapten pelangi seperti musim-musim sebelumnya.
Penggunaan ban kapten pelangi sempat menuai sorotan musim lalu. Salah satunya datang dari Marc Guehi, pemain Crystal Palace, yang menambahkan tulisan “I Love Jesus” pada ban kapten pelangi yang dikenakannya. Aksi tersebut mendapat peringatan dari FA, namun tak diikuti sanksi. Guehi bahkan kembali melakukan hal serupa di laga berikutnya tanpa konsekuensi.
Di sisi lain, Sam Morsy, kapten Ipswich Town, secara terbuka memilih untuk tidak memakai ban pelangi. Ia tetap mengenakan ban kapten standar saat pertandingan berlangsung.
Satu Dekade Kampanye dan Simbol Pelangi
Selama 10 tahun terakhir, Premier League aktif mengusung kampanye inklusivitas bersama Stonewall. Selain penggunaan ban kapten pelangi, para pemain juga mengenakan tali sepatu bermotif pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas LGBT+.
Kini, dengan berakhirnya kemitraan tersebut, publik menanti seperti apa bentuk kampanye inklusif Premier League ke depan—tanpa simbol ikonik pelangi yang selama ini identik dengan perjuangan kesetaraan.