Top 7+ Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Marathon di Bali, Sehat dan Healing Sekaligus!
- 1. Latihan yang Konsisten dan Bertahap
- 2. Nutrisi Sebelum dan Selama Lomba
- 3. Adaptasi dengan Cuaca dan Lingkungan Bali
- 4. Peralatan yang Tepat: Sepatu, Pakaian, dan Aksesori
- 5. Strategi Race Day dengan Sentuhan Wisata Bali
- 6. Mentalitas: Nikmati Proses dan Keindahan Bali
- 7. Recovery dengan Nuansa Wisata Bali

Marathon adalah perjalanan tubuh dan jiwa. Dengan latihan, perlengkapan, dan mental yang tepat, setiap langkah bisa jadi pengalaman bermakna dan penuh kebahagiaan.
Mengikuti lomba lari marathon bukan sekadar menempuh jarak 42,195 km, melainkan sebuah petualangan fisik, mental, dan budaya, terutama saat digelar di pulau eksotis seperti Bali. Maybank Marathon 2025, yang akan berlangsung pada 24 Agustus 2025 di Gianyar, merupakan ajang lari bergengsi dengan label World Athletics Elite Label Road Race, menawarkan pengalaman lari bertaraf internasional di tengah pesona alam dan budaya Bali.
Untuk memastikan pengalaman lari yang optimal sekaligus menikmati keindahan wisata Bali, berikut adalah tujuh hal penting yang perlu Anda persiapkan.
1. Latihan yang Konsisten dan Bertahap
Latihan adalah kunci sukses marathon. Bagi pelari pemula, jangan terburu-buru mengejar jarak panjang. Mulailah dengan program latihan selama 12–16 minggu yang mencakup lari jarak pendek, lari panjang, serta latihan kekuatan seperti squat dan plank untuk mencegah cedera.
Tambahkan latihan mobilitas seperti yoga untuk meningkatkan fleksibilitas. Bali dikenal dengan studio yoga kelas dunia di Ubud, jadi manfaatkan waktu sebelum lomba untuk mengikuti sesi yoga guna memperkuat tubuh dan pikiran.
2. Nutrisi Sebelum dan Selama Lomba
Nutrisi yang tepat adalah bahan bakar untuk marathon. Beberapa minggu sebelum lomba, fokus pada pola makan seimbang dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, quinoa), protein tanpa lemak (ikan, ayam), dan hidrasi yang cukup.
Di Bali, Anda bisa mencoba makanan lokal sehat seperti nasi campur dengan sayuran dan protein, yang banyak tersedia di warung lokal. Saat race day, gunakan gel energi, kurma, atau minuman isotonik yang sudah diuji selama latihan. Hindari mencoba produk baru di hari lomba untuk mencegah gangguan pencernaan.
3. Adaptasi dengan Cuaca dan Lingkungan Bali
Bali memiliki iklim tropis dengan kelembapan tinggi, yang dapat menjadi tantangan bagi pelari dari daerah beriklim berbeda. Tiba di Bali beberapa hari sebelum lomba untuk beradaptasi dengan cuaca.
Manfaatkan waktu ini untuk menjelajahi destinasi wisata seperti Pantai Sanur atau Tegalalang Rice Terrace dengan berjalan santai, yang juga membantu melatih ketahanan tanpa membebani tubuh.
Gunakan sunscreen SPF 50+ dan topi ringan untuk melindungi diri dari sinar matahari selama latihan dan lomba.
4. Peralatan yang Tepat: Sepatu, Pakaian, dan Aksesori
Pilih sepatu lari yang sudah teruji selama latihan panjang untuk kenyamanan maksimal, misalnya HOKA Rocket X3 untuk full marathon dan Mach 6 untuk half marathon serta 10K.
“Melalui kemitraan ini, kami ingin memberdayakan lebih banyak pelari untuk meraih tujuan mereka, menikmati setiap langkah, dan benar-benar merasakan semangat ‘Fly Human Fly’," ujar Panji Cakrasantana, General Manager Marketing MAP Aktif.
Pilih pakaian berbahan ringan dan breathable, serta pertimbangkan kaus kaki anti-slip dan waist bag untuk menyimpan gel energi.
5. Strategi Race Day dengan Sentuhan Wisata Bali
Marathon membutuhkan strategi pacing yang baik. Ikuti pacer resmi dengan kecepatan seperti 6:30 menit/km untuk menjaga stamina hingga garis finish. Rute Maybank Marathon di Gianyar akan membawa pelari melintasi pemandangan sawah hijau dan desa tradisional Bali, menambah pengalaman budaya yang tak terlupakan.
Nikmati momen melintasi pura atau pasar lokal selama lomba, yang memberikan semangat tambahan. Sebelum lomba, kunjungi Pura Taman Ayun di Mengwi untuk menenangkan pikiran dan merasakan kedamaian budaya Bali.
6. Mentalitas: Nikmati Proses dan Keindahan Bali
Marathon adalah ujian mental sekaligus kesempatan untuk healing. Saat merasa lelah, ingatkan diri pada keindahan Bali—pemandangan sawah, suara gamelan, atau aroma bunga kamboja—untuk menjaga motivasi. Meditasi singkat di tempat seperti Ubud Monkey Forest sebelum lomba juga bisa membantu memperkuat fokus mental.
"Bagi saya, ini bukan sekadar soal mencapai garis akhir, tapi tentang bertumbuh bersama, tetap berkomitmen, dan menemukan kebahagiaan dalam setiap langkah," ujar Gisella Anastasia, HOKA Enthusiast yang akan ikut kategori 10K.
7. Recovery dengan Nuansa Wisata Bali
Setelah melewati garis finish, fokus pada pemulihan. Lakukan pendinginan dengan berjalan ringan dan peregangan, lalu hidrasi dengan air kelapa segar yang mudah ditemukan di Bali. Manjakan diri dengan spa tradisional Bali untuk merelaksasi otot.
Konsumsi makanan kaya nutrisi seperti smoothie bowl khas Bali, yang kaya akan buah tropis dan antioksidan. Jangan lewatkan kesempatan untuk bersantai di Jimbaran Beach sambil menikmati sunset, sebagai hadiah atas kerja keras.