Investasi Modal Rebahan: Cukup Duduk Manis, Cuan Datang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS Bali, selama periode Januari hingga Mei 2025, Bali telah menerima 2,64 juta wisatawan mancanegara, meningkat 13,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pascapandemi Covid-19, industri pariwisata Bali terus berevolusi, memunculkan model investasi properti baru untuk menarik para investor.
Salah satunya investasi per kamar hotel (hotel room investing). Ini adalah skema dimana investor membeli satu atau beberapa unit kamar hotel, bukan seluruh bangunan.
Investor hanya memiliki kamar tersebut sebagai aset, sementara operasional hotel sepenuhnya dipegang oleh pihak manajemen profesional.
Konsep tersebut dianut oleh pengembang Nuanu Real Estate, yang kini menghadirkan X Hotel di kawasan Nuanu Creative City.
"Kami tidak hanya menawarkan unit kamar, melainkan pengalaman terintegrasi. X Hotel berakar pada budaya, kreativitas, dan keberlanjutan," kata Kepala Eksekutif Nuanu Creative City, Lev Kroll, belum lama ini.
Nuanu, kawasan kreatif dan modern dengan luas 44 hektare dibangun di sekitar Pantai Nyanyi, tepatnya di Desa Beraban, Kabupaten Tabanan, Bali, sudah menjadi tuan rumah untuk lebih dari 100 acara internasional sebelum pembukaan resminya, dengan pertumbuhan jumlah pengunjung bulanan yang stabil di angka 10–15 persen sepanjang 2025.
Nuanu dirancang sebagai ekosistem terpadu yang memiliki ruang-ruang khusus untuk belajar mengenai pendidikan, seni dan budaya, alam, kesehatan dan kebugaran, serta hunian dan gaya hidup sebagai lima pilar yang dipegang teguh.
Maket X Hotel Nuanu.
Maket X Hotel Nuanu.
Dari sisi desain, X Hotel memadukan arsitektur modern dengan sentuhan lokal, termasuk penggunaan bahan daur ulang.
Dengan total 41 kamar, hotel ini menawarkan berbagai tipe unit dengan pemandangan laut, kolam renang, atau taman.
X Hotel menargetkan investor yang mencari peluang di sektor properti premium lantaran nilai investasinya mulai dari Rp2,6 miliar per unitnya.
Para investor juga ditawari peluang untuk terlibat dengan skema leasehold selama 27 tahun, dengan opsi perpanjangan selama 20 tahun.
Model investasi ini menawarkan daya tarik utama berupa investasi pasif, di mana investor tidak perlu mengurus operasional harian.
Pengelolaan profesional oleh tim manajemen hotel diharapkan mampu menjaga tingkat okupansi dan memberikan pengembalian yang optimal.
Kroll menyebut X Hotel akan memberikan pengembalian investasi atau return on investment (ROI) yang konservatif namun stabil.
"Kisarannya 10-15 persen per tahun dengan asumsi tingkat okupansi 60 persen," tegas pria berkelapa plontos itu.
Proyek pembangunan X Hotel telah memasuki tahap konstruksi, dengan pengerjaan struktur utama yang telah selesai. Penyelesaian secara keseluruhan ditargetkan pada kuartal IV 2026.