Kata-kata Jonatan Christie Usai Start Manis di BWF World Championships 2025

Jonatan Christie belajar dari pengalaman di Olimpiade Paris 2024. Ia akan memerhatikan faktor non-teknis dalam langkahnya di BWF World Championships.
Jonatan Christie membuka langkah di Kejuaraan Dunia BWF 2025 dengan kemenangan meyakinkan atas wakil Jerman, Matthias Kicklitz.
Laga babak 64 besar antara Jonathan Christie melawan Matthias Kicklitz digelar di Arena Porte de la Chapelle, Paris, Selasa (26/8/2025).
Jonathan Christie hanya butuh 31 menit untuk menuntaskan laga dengan skor 21-15 dan 21-5.
“Hari ini agak berbeda dari waktu latihan terutama shuttlecock nya, pada saat latihan berat banget tetapi hari ini cukup laju," ujar Jonatan Christie dalam keterangan yang diterima KOMPAS.com dari PBSI.
"Itu yang membuat saya masih mencari-cari dari lob, angkat depan, kayak masih mencari feeling pukulan di awal game tadi,” ujar Jonatan menambahkan.
Kicklitz yang menempati ranking 71 dunia sempat memberikan perlawanan ketat pada gim pertama.
Ia beberapa kali menyamakan kedudukan, mulai dari 5-5 hingga 13-13. Namun, Jonatan tetap tampil tenang dan menutup gim pembuka 21-15 lewat pukulan ke arah badan lawan.
Memasuki gim kedua, dominasi Jonatan sangat terlihat jelas. Setelah unggul cepat 4-1, ia terus menjauh 11-3 saat interval.
Kicklitz nyaris tak berkutik menghadapi tekanan Jojo yang tampil agresif. Sang wakil Jerman hanya menambah dua angka usai jeda, sebelum akhirnya Jonatan menutup pertandingan dengan skor telak 21-5.
Kemenangan atas Kicklitz memastikan Jojo, sapaan akrabnya, melaju ke babak 32 besar BWF World Championships 2025.
Ia akan menantang pemenang duel antara Koki Watanabe (Jepang) melawan Ade Resky Dwicahyo (Azerbaijan).
Pengalaman di Olimpiade tahun lalu jadi pembelajaran untuk Jojo. Seperti diketahui, Jonatan Christie tersingkir dini di Olimpiade 2024.
Ia gugur di fase grup usai kalah dari wakil India, Lakshya Sen.
“Untuk ke depannya saya mesti memperhatikan faktor non teknis karena lawan akan semakin berat dan harus bermain step by step aja buat masuk ke on court-nya, belajar dari Olimpiade dari tahun lalu juga,” katanya.
Jonatan juga menyinggung perbedaan atmosfer dengan Olimpiade 2024 yang digelar di Paris tahun lalu.
“Situasi lapangan juga berbeda dari Olimpiade, kalau di Olimpiade tuh terang banget sampai kelihatan penonton yang di atas, kalau yang sekarang di tempat penonton gelap seperti layaknya pertandingan BWF lainnya,” ucapnya menjelaskan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!