Dugaan Minyak Babi pada Nampan Program MBG, Istana: Bisa Diuji Laboratorium

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menanggapi kabar viral soal dugaan kandungan minyak babi pada produk nampan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) produksi China.
Hasan menekankan bahwa isu ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium resmi.
Dalam agenda Bincang Santai di Kantor PCO, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, Hasan mengatakan:
"Kalau pembuktian, misalnya soal nampan itu, nanti kan bisa diuji lah. Nampannya begitu sampai di sini, bisa diuji di BPOM, juga bisa diuji di laboratorium independen, benar nggak begitu?", terangnya dikutip dari Antaranews.
Ia mengajak publik untuk tidak mudah percaya kabar yang beredar tanpa verifikasi. Menurut Hasan, hingga saat ini belum ada bukti kandungan minyak babi dalam produk tersebut.
"Jadi, itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa," ujarnya.
IPNU Dorong Pemerintah Pastikan Keamanan dan Halal Produk MBG
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) meminta pemerintah memastikan bahwa food tray atau nampan makanan dalam Program MBG aman, sehat, dan halal.
Ketua Umum PP IPNU, Muhammad Agil Nuruz Zaman, menilai penggunaan produk impor berpotensi menimbulkan masalah kualitas dan kehalalan, sehingga sebaiknya produksi diserahkan kepada produsen lokal.
Pengurus IPNU, Ahmad Muzakki Wafa, mengungkap pihaknya tengah melakukan uji laboratorium di PT Sucofindo terhadap dua sampel nampan impor asal China.
Uji ini dilakukan setelah muncul dugaan penggunaan pelumas berbasis hewani, termasuk yang diharamkan umat Muslim, dalam proses pencetakan produk.
Sebagai perbandingan, produksi lokal menggunakan pelumas nabati yang lebih aman dan sesuai standar halal.
IPNU berharap hasil uji laboratorium yang keluar dalam 1–2 hari ke depan bisa menjadi dasar pemerintah untuk mendukung produk dalam negeri, sekaligus menjamin keamanan program MBG.
BGN Lakukan Pengecekan Mendalam
Badan Gizi Nasional (BGN) juga melakukan pengecekan terkait dugaan ompreng atau food tray MBG dari Chaoshan, China, yang mengandung bahan berbahaya, termasuk minyak babi.
"Sedang check and recheck (diperiksa kembali)," terang Dadan Hindayana, Kepala BGN
Dadan menambahkan bahwa BGN belum pernah melakukan pengadaan ompreng untuk Program MBG.
"BGN 'kan belum pernah mengadakan," ucapnya.
Investigasi Media Ungkap Dugaan Praktik Impor Tidak Sesuai
Sebelumnya, laporan Indonesia Business Post melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, China, yang diduga merupakan importir ompreng untuk Program MBG di Indonesia.
Tim investigasi menemukan 30–40 pabrik yang memproduksi ompreng untuk pasar global, termasuk dugaan untuk Program MBG.
Laporan menyebut adanya indikasi pemalsuan label “Made in Indonesia” dan logo SNI, penggunaan ompreng tipe 201 yang mengandung mangan tinggi, serta indikasi penggunaan minyak babi atau lard.
BSN Tetapkan Standar Nasional untuk Nampan MBG
Menanggapi isu ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang wadah bersekat (food tray) dari baja tahan karat untuk mendukung Program MBG.
Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo, menjelaskan:
"Standar ini kami tetapkan pada 18 Juni 2025 melalui Keputusan Kepala BSN Nomor 182/KEP/BSN/6/2025. Ini merupakan standar baru hasil pengembangan sendiri yang disusun oleh Komite Teknis 77-02, Produk Logam Hilir."
"Dengan standar ini kami ingin memastikan bahwa food tray yang digunakan dalam Program MBG aman digunakan, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya. Ini juga mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan makan yang berkualitas," tambah Hendro.
Penetapan standar ini menjadi langkah strategis untuk memastikan peralatan makan dalam Program MBG memenuhi aspek mutu, keamanan, dan kesehatan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!