Airlangga Pede Kuatnya Fundamental Ekonomi RI Topang Kinerja Pasar Modal

IHSG dibuka anjlok 275 poin atau 3,52 persen di level 7.555, pada pembukaan perdagangan bursa efek Indonesia (BEI) hari Senin, 1 September 2025.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, fundamental ekonomi Indonesia tetap solid di tengah dinamika pasar dan situasi sosial-politik dalam negeri terkini.
Hal itu disampaikan Airlangga dalam konferensi pers 'Stabilitas Pasar Modal Indonesia', yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
"Dan fundamental ini jadi penting. Karena tentu kita paham bahwa pasar modal ada dua hal, fundamental dan sentimen. Fundamental Indonesia solid, ketahanannya kuat," kata Airlangga, Senin, 1 September 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 30 Juni 2025
Dia menambahkan, seiring indikator utama yang juga menunjukkan adanya perbaikan, perekonomian Indonesia kuartal II-2025 bahkan masih bisa tumbuh sebesar 5,12 persen secara year-on-year (yoy).
Hal itu ditambah Purchasing managers’ index (PMI) manufaktur yang sudah kembali ke zona ekspansi di level 51,5, setelah sempat turun ke level 49,2.
Sementara IHSG sendiri sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, dengan menyentuh level 8.022 pada pekan lalu.
Kemudian, lanjut Airlangga, inflasi tetap terjaga di 2,70 persen dengan proyeksi inflasi Agustus 2025 yang menurutnya akan baik dan terkendali. Bahkan, nilai tukar rupiah juga relatif stabil di kisaran Rp 16.460 per dolar AS.
Belum lagi impor barang modal yang berhasil tumbuh 5,08 persen di kuartal II-2025, yang menandakan potensi ekspansi investasi di kuartal selanjutnya. Hal itu masih ditambah dengan perputaran uang dan transaksi, yang menunjukkan masih tingginya aktivitas ekonomi di Tanah Air.
"Neraca perdagangan konsisten surplus, dan data terbaru relatif baik. Konsumsi domestik tetap kuat, mobilitas masyarakat tinggi, belanja ritel meningkat, dan pemerintah pun terus mendorong stimulus termasuk daya beli menjelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.