Mengenal Strategi Wait and See yang Disarankan Analis saat IHSG Tertekan Pasca Demo Ricuh dan Ketidakpastian Global

Analis sekaligus penggiat pasar modal Indonesia Reydi Octa menuturkan ketidakpastian global masih membayangi pasar modal dalam negeri. Khususnya sentimen dari Amerika Serikat terkait ekspektasi inflasi dan arah kebijakan suku bunga bank sentral AS atau The Fed.
Mengutip Antara pada Senin, 1 September 2025, aksi unjuk rasa yang terus belanjut selama beberapa hari belakangan turut memicu ketidakstabilan politik. Selain itu, sentimen dari emiten saham berkapitalisasi besar (big caps) turut menekan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Reydi melihat potensi IHSG makin tertekan. Ia menyarankan agar para investor menerapkan strategi wait and see lantaran adanya peluang koreksi jangka pendek.
Startegi wait and see mungkin sudah tidak asing di kalangan investor profesioanal. Namun, bagi investor yang baru terjun ke pasar modal istilah tersebut cukup membingungkan. Berikut ulasan lengkap tentang pendekatan wait and see yang disarankan oleh analis untuk diterapkan para investor pasca kericuhan demo hingga aksi penjarahan sejumlah rumah mewah politikus.
Pengertian Strategi Wait and See
Strategi wait and see adalah sikap menahan diri dari aktivitas jual-beli saham dalam jangka waktu tertentu untuk menunggu kepastian arah pasar. Alih-alih langsung mengambil posisi, investor memilih mengamati pergerakan indeks, tren harga saham, dan faktor fundamental maupun teknikal yang sedang berlangsung.
Pendekatan ini umumnya digunakan oleh investor yang berorientasi pada kehati-hatian, terutama saat volatilitas pasar tinggi atau tren tidak jelas. Dalam kondisi penuh ketidakpastian, tidak semua strategi investasi dapat diterapkan secara agresif maka investor perlu menunggu dan melihat serta menunda keputusan investasi sambil menunggu arah pasar menjadi lebih jelas.
Wait and see banyak digunakan ketika sentimen pasar sedang sensitif, misalnya menjelang pengumuman kebijakan suku bunga, rilis data ekonomi, atau kondisi geopolitik yang berpotensi mengguncang stabilitas keuangan global. Dengan cara ini, investor berusaha mengurangi risiko kerugian akibat keputusan yang terburu-buru, sekaligus memposisikan diri untuk mengambil langkah lebih tepat ketika situasi sudah lebih terkendali.
Kelebihan Strategi Wait and See
1. Mengurangi Risiko Rugi
Dengan tidak terburu-buru masuk pasar, investor bisa menghindari keputusan emosional yang justru berujung kerugian.
2. Meningkatkan Kualitas Analisis
Investor memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari laporan keuangan emiten, memantau tren global, atau menganalisis grafik teknikal dengan lebih mendalam.
3. Menghindari Overtrading
Banyak investor pemula sering terjebak melakukan transaksi berlebihan. Strategi wait and see membantu mengendalikan frekuensi transaksi agar lebih bijak dan efisien.
Kekurangan Strategi Wait and See
1. Potensi Kehilangan Peluang
Saat menunggu kepastian, harga saham tertentu bisa melonjak lebih dulu sehingga investor melewatkan momentum keuntungan.
2. Rasa Cemas Berkepanjangan
Tidak semua investor nyaman hanya menunggu. Dalam beberapa kasus, strategi ini bisa menimbulkan stres karena terus-menerus menanti momen yang dianggap tepat.
3. Kurang Cocok untuk Trader Agresif
Trader harian atau spekulan yang mencari keuntungan cepat mungkin merasa strategi ini terlalu pasif dan tidak sesuai dengan gaya investasinya.
Strategi wait and see dalam saham pada dasarnya adalah pilihan untuk bermain aman ketika kondisi pasar belum pasti. Pendekatan ini membantu investor menjaga ketenangan, menghindari keputusan terburu-buru, sekaligus memberi waktu lebih untuk analisis.
Meski begitu, strategi ini tetap memiliki kekurangan, terutama risiko kehilangan momentum. Dengan pemahaman yang tepat, strategi wait and see bisa menjadi salah satu alat penting dalam menjaga kesehatan portofolio investasi Anda.