Rupiah Menguat Seiring Berlanjutnya Ragam Ketidakpastian dan Geopolitik Global

Ilustrasi mata uang Rupiah.
Ilustrasi mata uang Rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI mencatat, kurs rupiah berada di level Rp 16.340 per Jumat, 22 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 57 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.283 per dolar AS pada perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Senin, 25 Agustus 2025 hingga pukul 09.06 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.261 per dolar AS. Posisi tersebut diketahui menguat 90 poin atau 0,55 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.351 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Pelaku pasar mencatat bahwa secara teknikal, rupiah masih mencatat penguatan tipis 0,51 persen dalam kurun waktu sebulan terakhir. Meskipun dalam 12 bulan belakangan mata uang Garuda mencatat depresiasi sebesar 4,81 persen, bahkan hingga sempat menyentuh rekor terendahnya di level Rp 17.107 per dolar AS pada April 2025.

Sementara, Trading Economics memperkirakan bahwa rupiah akan berada di level Rp 16.300,2 per dolar AS pada akhir kuartal ini, dan di level Rp 16.595,1 per dolas AS dalam rentang setahun ke depan.

Selanjutnya dari sisi domestik, pengamat pasar uang, Ibrahim mengatakan, kebijakan fiskal pemerintah sebagai salah satu faktor penekan, seiring dengan rencana dalam RAPBN 2026 dimana pemerintah bakal menarik utang baru sebesar Rp 781,87 triliun.

Hal itu bakal dilakukan melalui penerbitan SBN senilai Rp 749,19 triliun dan penarikan pinjaman neto Rp 32,67 triliun.

"Pembiayaan utang yang tinggi ini bisa menambah tekanan pada rupiah, meski pembiayaan pinjaman neto turun dibanding outlook 2025," kata Ibrahim. 

Ilustrasi uang rupiah

Ilustrasi uang rupiah

Kemudian dari sisi global, perkembangan konflik Rusia-Ukraina masih membayangi dinamika global, meskipun Presiden AS, Donald Trump telah berjanji untuk menjamin keamanan Ukraina sebagai bagian dari skema penyelesaian damai.

Namun di sisi lain, kebijakan tarif tambahan AS terhadap India atas pembelian minyak Rusia dinilai justru telah menciptakan ketidakpastian baru.