Rupiah Melemah Usai Rilis Data BI Soal Utang Luar Negeri RI Kuartal II-2025

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.162 per Jumat, 15 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 53 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.109 pada perdagangan Kamis, 14 Agustus 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Selasa, 19 Agustus 2025 hingga pukul 09.20 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.234 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 36 poin atau 0,23 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.198 per dollar AS.

Mata uang Dolar AS

Mata uang Dolar AS

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa Utang Luar Negeri atau ULN pada kuartal II-2025 telah tembus US$433,3 miliar, atau setara Rp 6.976,1 triliun (asumsi kurs Jisdor BI Rp 16.109 per dolar AS per 14 Agustus 2025). Meski demikian, pertumbuhan ULN RI melambat apabila dibandingkan dengan kuartal I-2025. 

Selain itu, ULN juga tercatat turun dibandingkan Mei 2025 yang sebesar Rp 7.100,28 triliun. Posisi ULN Indonesia pada kuartal II-2025 tercatat sebesar US$433,3 miliar, atau secara tahunan tumbuh 6,1 persen (yoy). Sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2025 sebesar 6,4 persen (yoy). 

Pelambatan pertumbuhan ULN dari kuartal I-2025 itu, dipengaruhi oleh ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari tiga bulan sebelumnya. Berdasarkan komposisinya, ULN pemerintah pada April-Juni 2025 sebesar US$210,1 miliar atau setara Rp 3.382,6 triliun.

Nilainya tumbuh sebesar 10 persen (yoy) dibandingkan April-Juni 2024. Pertumbuhannya juga melesat dari kuartal I-2025 yakni sebesar 7,6 persen (yoy).

Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.  

Oleh karena itu, pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal.  

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.120 - Rp 16.180," ujarnya.