Rupiah Dibuka Melemah, Ekonom Ragu Soal Belanja Jumbo Pemerintah di 2026

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi masih akan berfluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.283 per Kamis, 24 Juli 2025. Posisi rupiah itu tercatat menguat 15 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.298 pada perdagangan Rabu, 23 Juli 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Jumat, 25 Juli 2025 hingga pukul 09.10 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.326 per dolar AS, melemah 30 poin atau 0,19 persen, dari posisi sebelumnya di level Rp 16.296 per dollar AS.

Ilustrasi Uang Rupiah

Ilustrasi Uang Rupiah

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, para ekonom menilai bahwa belanja jumbo yang pemerintah rancang dalam APBN 2026, belum tentu mampu mengerek pertumbuhan ekonomi sesuai harapan yakni di rentang 5,2-5,8 persen.

Anggaran belanja pemerintah yang terus bertambah dan diprediksikan mencapai Rp 3.820 triliun, tentu memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Utamanya jika difokuskan pada sektor-sektor strategis.   

Program prioritas 2026 seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pendidikan, kesehatan, hingga UMKM, memang memberikan efek pengganda terhadap ekonomi nasional. Namun, dalam praktiknya, terdapat sejumlah tantangan struktural yang masih membayangi efektivitas belanja pemerintah sebagai instrumen pendorong pertumbuhan.

Sama seperti tahun ini, dengan anggaran belanja yang mencapai Rp 3.621,3 triliun dan sangat ambisius, realisasinya justru lambat karena proses perencanaan yang tidak cukup matang. "Bahkan Kementerian/Lembaga (K/L) sering kali belum siap secara teknis dan administratif untuk langsung mengeksekusi anggaran di awal tahun," ujar Ibrahim.

Tumpukan uang rupiah dengan berbagai nominal

Tumpukan uang rupiah dengan berbagai nominal

Hal ini menyebabkan penyerapan anggaran baru mulai menggeliat di kuartal III-2025. Padahal untuk mendorong pertumbuhan, stimulus fiskal seharusnya dilakukan secara merata sepanjang tahun. Belum lagi, kebijakan automatic adjustment alias blokir anggaran, yang kerap diterapkan ketika penerimaan negara tidak sesuai target. 

Ketika penerimaan tertekan, belanja K/L bisa terkena refocusing atau pemangkasan secara mendadak. Dalam situasi seperti ini, belanja yang semula dirancang sebagai pendorong pertumbuhan bisa kehilangan efektivitasnya karena proyek-proyek penting terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan. 

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.240 - Rp 16.300," ujarnya.