Rupiah Melemah Meski Utang Luar Negeri RI Tumbuh Melambat di Kuartal II-2025

Ilustrasi Uang Rupiah
Ilustrasi Uang Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.162 per Jumat, 15 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 53 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.109 pada perdagangan Kamis, 14 Agustus 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Senin, 18 Agustus 2025 hingga pukul 09.30 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.188 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 20 poin atau 0,12 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.168 per dollar AS.

Ilustrasi kekayaan dalam bentuk kepemilikan uang dolar

Ilustrasi kekayaan dalam bentuk kepemilikan uang dolar

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, data Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa Utang Luar Negeri atau ULN pada kuartal II-2025, tembus US$433,3 miliar atau setara Rp 6.976,1 triliun (asumsi kurs Jisdor BI Rp 16.109 per dolar AS pada 14 Agustus 2025).

ULN tersebut tumbuh 6,1 persen secara year-on-year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2025 sebesar 6,4 persen (yoy). "Namun pertumbuhan ULN RI melambat dibandingkan dengan kuartal I-2025," ujar Ibrahim.

Selain itu, ULN juga tercatat turun dibandingkan Mei 2025, yang tercatat sebesar Rp 7.100,28 triliun. Perlambatan pertumbuhan ULN dari kuartal I-2025 itu dipengaruhi oleh ULN swasta l, yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari tiga bulan sebelumnya.

Berdasarkan komposisinya, ULN pemerintah pada April-Juni 2025 sebesar US$210,1 miliar setara Rp 3.382,6 triliun, atau tumbuh 10 persen (yoy) dibandingkan April-Juni 2024. Pertumbuhannya juga melesat dari kuartal I-2025 yakni sebesar 7,6 persen (yoy).

Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.  

Karena itu, pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.120 - Rp 16.180," ujarnya.