Reaktivasi Bandara Husein, Farhan Targetkan Penerbangan Luar Negeri Kembali

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa keberadaan bandara aktif merupakan elemen penting untuk mewujudkan citra Bandung sebagai Kota Dirgantara.
Hal ini merujuk pada Bandara Husein Sastranegara yang saat ini belum sepenuhnya beroperasi seperti dulu.
"Kota Dirgantara harus lengkap apabila punya bandara yang aktif," ujar Farhan saat kunjungan ke Kawasan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (11/8/2025).
Farhan mengungkapkan rencananya untuk menghadap Menteri Perhubungan, pimpinan DPR RI, hingga Presiden guna membahas masa depan Bandara Husein.
Ia berharap bandara tersebut kembali menerima penerbangan pesawat berbadan lebar dan bermesin jet, seperti sebelum pandemi Covid-19.
Bagaimana Strategi Reaktivasi Bandara Husein?
Bandara Husein Sastranegara
Farhan menjelaskan, proses reaktivasi tidak bisa dilakukan secara instan. Tahapan awal dimulai dari penerbangan perintis dengan pesawat berbadan kecil, dilanjutkan dengan rute intra-Jawa, luar Jawa, hingga akhirnya penerbangan internasional.
"Tapi memang enggak mungkin sekaligus ya, pelan-pelan. Kalau sekarang kan penerbangan perintis sudah masuk," ujarnya.
Ia optimistis, perekonomian Kota Bandung akan meningkat pesat ketika bandara kembali dibuka untuk penerbangan besar.
Menurutnya, kehadiran bandara internasional akan memperkuat ekosistem industri dirgantara dan menghidupkan sektor pariwisata.
Apa Dampak Ekonomi yang Pernah Diberikan Bandara Husein?
Farhan mengingatkan, pada 2019 sebelum pandemi, jumlah penumpang di Bandara Husein mencapai 3,8 juta orang per tahun, dengan sekitar 1 juta penumpang berasal dari Malaysia dan Singapura.
"Hal itu harus diulang, karena memberi darah bagi wilayah ini sebagai transit oriented development (TOD). Presiden RI Prabowo Subianto sudah menegaskan, perkembangan ekonomi nasional harus punya akses langsung ke bandara," tegasnya.
Ia menilai bahwa fungsi Bandara Husein bukan sekadar transportasi udara, melainkan juga sebagai pusat air power dan pengembangan industri dirgantara.
Bagaimana Keterkaitan Bandara dengan PT Dirgantara Indonesia?
Menurut Farhan, Bandara Husein adalah aset strategis. Sebelum pesawat mendarat, penumpang akan melihat atap PTDI, yang seharusnya menjadi pemandangan membanggakan.
Ia mengaitkan rencana reaktivasi bandara dengan potensi penggunaan pesawat buatan PTDI, seperti N219, untuk melayani rute pendek Bandung–Tasikmalaya, Bandung–Pangandaran, atau Bandung–Cirebon.
"Pesawat kecil ini akan memberi efisiensi dan nilai sosial yang besar. Saya bermimpi perjalanan dinas jadi jauh lebih efektif," ujarnya.
Farhan menekankan bahwa revitalisasi Bandara Husein harus terintegrasi dengan strategi pengembangan SDM dan teknologi dirgantara.
"Kami ingin orang datang ke Bandung bukan hanya untuk membeli pesawat, tapi juga memahami industri dirgantara yang kita miliki," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Farhan: Kalau Bandung Mau Jadi Kota Dirgantara, Bandara Husein Harus Aktif Lagi".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!