IDC: Induk Tecno, Infinix, dan Itel Rajai Pasar Ponsel Indonesia Kuartal II-2025

Transsion Holdings, perusahaan induk merek ponsel Infinix, Tecno, dan Itel, menjadi vendor smartphone terbesar di Indonesia untuk periode April-Juni 2025.
Hal ini disimpulkan firma riset IDC dalam laporan pengiriman (shipment) pasar ponsel Asia Tenggara untuk kuartal II-2025, yang diunggah di media sosial LinkedIn resmi IDC Asia/Pacific.
Dalam laporan itu, disebutkan Transsion kini memiliki pangsa pasar (market share) 21,5 persen di Indonesia, meningkat dari periode sebelumnya (Year-on-Year/YoY) dengan pangsa pasar 19,0 persen.
IDC tak menyebut berapa angka pengiriman unit ponsel di Indonesia pada kuartal II-2025. Namun yang jelas, pertumbuhan Transsion paling tinggi dibanding vendor ponsel lainnya di Indonesia, yaitu mencapai 9,5 persen YoY.
Pertumbuhan ini boleh jadi dipicu oleh beragam ponsel Infinix, Tecno, dan Itel yang dirilis pada April-Juni 2025.
Beberapa di antaranya seperti, Itel City 100 dan A90 yang dirilis pada Mei lalu, Infinix GT 30 Pro dan Smart 10 Plus yang dirilis pada Mei dan Juni lalu, serta Tecno Camon 40 Pro yang diluncurkan pada akhir April lalu.
Daftar lima merek ponsel terlaris di pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia di kuartal II-2025 versi IDC.
Kembali lagi ke daftar ponsel terlaris di Indonesia, di bawah Transsion, ada Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo yang melengkapi daftar lima merek ponsel terlaris di Indonesia di kuartal II-2025.
Keempat merek smartphone ini masing-masing memiliki pangsa pasar 18,5 persen, 16,6 persen, 12,5 persen, dan 11,1 persen.
Pada kuartal II-2024 lalu, keempat vendor ponsel ini masing-masing memiliki market share 16,6 persen, 16,0 persen, 17,1 persen, dan 15,8 persen.
Dari keempat vendor ini, hanya Samsung yang memiliki pertumbuhan positif di kuartal II-2025, yaitu mencapai 7 persen YoY.
Sementara sisanya, yaitu Xiaomi, Oppo, dan Vivo masing-masing memiliki pertumbuhan negatif, yaitu sekitar 0,2 persen, 29,2 persen, dan teranjlok Vivo dengan 32,1 persen.
Secara keseluruhan, IDC mencatat pasar ponsel Indonesia di kuartal II-2025 turun 3,5 persen dari periode sebelumnya.
Selengkapnya, berikut daftar lima merek ponsel terlaris di Indonesia kuartal II-2025 versi IDC.
No. | Vendor | Market Share Kuartal-II 2024 (persen) | Market Share Kuartal-II 2025 (persen) | Pertumbuhan YoY (persen) |
1. | Transsion | 19,0 | 21,5 | 9,5 |
2. | Samsung | 16,6 | 18,5 | 7,0 |
3. | Xiaomi | 16,0 | 16,6 | -0,2 |
4. | Oppo | 17,1 | 12,5 | -29,2 |
5. | Vivo | 15,8 | 11,1 | -32,1 |
6. | Others | 15,6 | 19,8 | 22,8 |
Total | 100 | 100 | -3,5 |
Pasar meningkat
Daftar lima merek ponsel terlaris di pasar Asia Tenggara di kuartal II-2025 versi IDC.
Meski pasar Indonesia turun, secara keseluruhan, IDC mencatat pasar ponsel di Asia Tenggara di kuartal II-2025 meningkat 2,7 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pada periode ini, jumlah pengiriman ponsel di wilayah Asia Tenggara tercatat di kisaran angka 25 juta unit.
Research Analyst IDC Malaysia, Hoon Yik Phang mengatakan peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan shipment ponsel positif di dua negara Asia Tenggara, yaitu di Malaysia dan Filipina.
Total pertumbuhan YoY untuk pengiriman ponsel di masing-masing negara tersebut mencapai 7,8 persen dan 17,2 persen.
"Pertumbuhan di Malaysia ini didorong oleh segmen ponsel dengan harga di bawah 100 dollar AS (sekitar Rp 1,6 juta) dan minat konsumen yang beralih ke ponsel murah. Sementara di Filipina, pertumbuhan dipicu oleh pemulihan pasar dan penyesuaian stok gudang," kata Hoon.
Nah, berbeda dengan Indonesia, Samsung memimpin di pasar ponsel Asia Tenggara kuartal II-2025 dengan market share 19,5 persen. Ini tumbuh 15,9 persen YoY dari pangsa pasar Samsung di kuartal II-2024 yang berkisar 17,3 persen.
Di bawah Samsung, ada Transsion, Xiaomi, Oppo, dan Vivo yang masing-masing memiliki pangsa pasar 18,3 persen, 16,5 persen, 13,1 persen, dan 10,7 persen.
Selain Samsung, Transsion dan Xiaomi juga memiliki pertumbuhan pengiriman ponsel di pasar Asia Tenggara untuk kuartal II-2025, yaitu mencapai 13,6 persen dan 6,7 persen.
Sisanya, yaitu Oppo dan Vivo, mengalami penurunan mencapai 20,9 persen dan 17,5 persen.
Selengkapnya, berikut lima merek ponsel terlaris di pasar Asia Tenggara untuk kuartal II-2025.
No. | Vendor | Market Share Kuartal II-2024 (persen) | Market Share Kuartal II-2025 (persen) | Pertumbuhan YoY (persen) |
1. | Samsung | 17,3 | 19,5 | 15,9 |
2. | Transsion | 16,5 | 18,3 | 13,6 |
3. | Xiaomi | 15,9 | 16,5 | 6,7 |
4. | Oppo | 16,9 | 13,1 | -20,9 |
5. | Vivo | 13,3 | 10,7 | -17,5 |
6. | Others | 20,0 | 22,0 | 12,6 |
Total | 100 | 100 | 2,7 |
HP Rp 3 jutaan mendominasi
Segmen harga pasar ponsel Asia Tenggara di kuartal II-2025 versi IDC.
Selain lima merek ponsel terlaris, IDC juga mencatat segmen harga ponsel terlaris di pasar Asia Tenggara di kuartal II-2025.
Segmen yang paling berkontribusi adalah segmen ponsel harga 200 dollar AS (sekitar Rp 3,2 jutaan) ke bawah dengan pangsa pasar 62,7 persen.
Angka pangsa pasar ini menurun dari kuatal II-2024 lalu. Kala itu, market share segmen harga 200 dollar AS ke bawah adalah 65 persen.
Sebaliknya, market share ponsel dengan segmen harga 800 dollar AS (sekitar Rp 12,9 jutaan) ke atas di Asia Tenggara justru meningkat ke angka 8,3 persen. Pada periode yang sama tahun lalu, market share segmen ini adalah 5,7 persen.
Research Analyst IDC China, Jacob Zhu menyebut segmen harga 800 dollar AS ke atas ini tumbuh 49 persen YoY. Peningkatan ini, lanjut IDC, dikontribusi oleh ponsel flagship Samsung Galaxy S25 Series dan Apple iPhone 16 Series.
"Ini menggambarkan dua kondisi, di mana mayoritas konsumen di Asia Tenggara tetap gemar ponsel Rp 3 jutaan, namun sebagian grup konsumen lainnya juga ingin mencari ponsel dengan harga di atas Rp 12 jutaan," jelas Zhu.
Metode IDC
Sekadar informasi, riset IDC untuk penghitungan shipment ponsel biasanya menggunakan metodel barang yang keluar dari pabrik ke toko atau distributor (sell-in).
Artinya, metode ini tak menggambarkan jumlah unit perangkat yang ada di tangan konsumen. Biasanya, laporan yang menggunakan metode penghitungan ponsel di konsumen ini, alias ponsel yang keluar dari toko ke konsumen, disebut sebaga sell-out.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!