Ricuh Demo Bupati Pati, Dinkes:37 Orang Luka-luka, Korban Tewas Tidak Ada

Dinas Kesehatan Kabupaten Pati menjawab kabar yang beredar tekait jumlah korban dalam kericuhan saat demo Bupati Pati 13 Agustus 2025.
Demo yang menuntut Bupati Sudewo lengser ini berubah menjadi ricuh setelah terjadi aksi saling lempar air mineral ke barisan polisi dan tembakan gas air mata oleh aparat.
Dalam situasi yang makin memanas, beredar kabar jatuhnya korban luka dan tewas akibat kericuhan yang terjadi.
Kabar jumlah korban aksi demo 13 Agustus yang simpang siur akhirnya diklarifikasi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Lucky Pratugas Nasrimo, S.STP, MM.
Jumlah Korban Luka 37 Orang
Dalam keterangan yang diunggah di Instagram @dinkespati pada (13/8/2025), Lucky menyebut data terbaru yang diterima dari 11 rumah sakit dan puskemas di Pati. https://www.instagram.com/p/DNSfDICP2Oi/?hl=id
“Korban luka ringan yang saat ini dirawat sampai dengan pukul 15.11 WIB sejumlah 57 orang,” ujar Lucky.
Dinkes Bantah Kabar Adanya Korban Tewas
Terkait isu yang santer beredar di media sosial, Lucky juga membantah isu adanya korban tewas dalam aksi demo Bupati Pati yang berakhir ricuh.
“Tidak ada korban meninggal dunia,” tegasnya.
Lucky menyebut bahwa pihaknya akan terus memperbarui informasi terkait jumlah korban.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita yang belum jelas kebenarannya yang tersebar di media sosial.
“Masyarakat kami harap untuk tidak percaya begitu saja dengan informasi yang belum jelas kebenarannya, apalagi berita yang belum jelas atau informasi yang belum jelas kebenarannya itu di-share di media sosial yang dapat mengakibatkan kepanikan dan sebagainya,” pungkas Lucky.
33 Korban Dirawat di RSUD RAA Soewondo
Sebelumnya, diberitakan Tribun.Jateng.com, Direktur RSUD RAA Soewondo Pati, Rini Susilowati, menyampaikan bahwa ada 33 korban luka yang dirawat di rumah sakit tersebut akibat kerusuhan aksi unjuk rasa 13 Agustus .
"Sampai saat ini jumlah totalnya 33 orang yang dirawat. Tapi kelihatannya ada tambahan lagi yang masuk dari rumah sakit swasta. Saya tidak tahu apakah dirawat di swasta atau dikirim ke sini, tapi di Soewondo ada 33 orang," ujar Rini, Rabu (13/8/2025).
Rini memastikan seluruh korban hanya mengalami luka ringan dan tidak ada yang dalam kondisi fatal.
RSUD RAA Soewondo Bantah Ada Jurnalis yang Tewas
Terkait isu yang santer beredar, Rini juga membantah kabar yang menyebut adanya jurnalis yang dirawat di RSUD Pati meninggal dunia.
"Yang wartawan juga kondisinya tidak apa-apa. Hanya sempat sesak napas. Sudah dirawat dengan baik, dokter spesialis juga turun semua," katanya.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa jurnalis Tuturpedia bernama Lilik Yuliantoro meninggal dunia dalam kericuhan aksi demonstrasi yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya.
Namun, media tempat Lilik bekerja telah membantah informasi tersebut dan menegaskan bahwa yang bersangkutan hanya mengalami lemas akibat terpapar gas air mata.
7 Polisi Alami Luka-luka
Dilansir dari TribunJateng.com, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengungkapkan bahwa sejauh ini 7 orang anggota Polri menjadi korban luka-luka.
Lebih lanjut, Artanto menegaskan bahwa kabar tentang korban jiwa tidak benar alias hoaks.
“Sampai saat ini kami belum menerima laporan adanya korban meninggal dunia. Informasi itu masih kami telusuri, tapi dari data kami, nihil korban tewas,” tegasnya.
Kronologi Demo Bupati Pati Berujung Anarkis
Aksi unjuk rasa pada Rabu (13/8/2025) di Alun-alun Pati yang berlangsung sejak pagi awalnya berlangsung tertib.
Massa yang datang dalam jumlah besar berdatangan ke lokasi aksi dan menunggu Bupati Sadewo untuk keluar dan menanggapi tuntutan mereka.
Aksi yang mulanya dilakukan sebagai bentuk protes warga terhadap kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen ini berubah menuntut Bupati Pati untuk mundur.
Namun menjelang siang, aksi yang mulanya berjalan kondusif mulai memanas.
Artanto mengatakan, sekelompok massa anarkis menyusup lalu melempari petugas dan fasilitas umum dengan batu, botol air mineral, hingga sayuran busuk.
Tindakan itu memicu kericuhan hingga aparat terpaksa melakukan pembubaran.
“Kami sudah melakukan imbauan secara persuasif, tapi tidak digubris. Terpaksa kami dorong dan pecah kerumunan agar situasi kembali kondusif,” ujar Artanto.
Puncak kericuhan terjadi ketika massa membakar mobil milik provos Polres Grobogan dan mencoba mendobrak pagar Kantor Bupati.
Sekitar pukul 15.30 WIB, kondisi akhirnya dapat dikendalikan setelah aparat melakukan penyekatan dan patroli.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!