Ricuh Demo ODOL di Karanganyar, Ambulans Dirusak Saat Jemput Pasien Gara-gara Nyalakan Sirene

Kericuhan mewarnai aksi protes terhadap kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) yang digelar para sopir truk di kawasan Ringroad Karanganyar, Jawa Tengah, pada Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.
Sebuah ambulans milik Komunitas Thariqul Janah dirusak massa demo ODOL di Soloraya, saat sedang menjalankan tugas menjemput pasien dari Sragen menuju Solo.
Insiden perusakan ambulans ini terekam video viral di media sosial.
Ambulans itu diadang, digeledah, dan akhirnya dirusak oleh puluhan orang yang menduga ambulans tidak membawa pasien.
Dalam rekaman video yang viral di media sosial, terlihat seorang peserta aksi menginjak kap ambulans. Spion ambulans pun patah dan bodi kendaraan lecet.
Ambulans Diadang dan Dirusak Saat Hendak Jemput Pasien
Ambulans tersebut dikemudikan Azzam (23), dengan Muhammad Fursan Ali (20) sebagai co-driver.
Mereka sedang bertugas menjemput dua pasien dari Sragen menuju Solo.
"Awalnya saya mau menjemput pasien dari Sragen ke Solo. Namun, di Ringroad sudah banyak massa yang menghalangi jalan. Sempat diadang beberapa truk sehingga tidak bisa dilewati," ungkap Fursan.
Setelah memutar arah dan mendapat bantuan membuka jalan, ambulans kembali dicegat.
Kali ini, seorang peserta aksi menduga ambulans kosong dan langsung menggedor kendaraan.
"Ada satu orang yang melihat ambulans, setelah itu menggedor-gedor ambulans dan mengatakan ambulans kosong," jelas Fursan.
Akibat provokasi itu, puluhan orang mengerumuni kendaraan dan merusaknya. Fursan memperkirakan sekitar 30 orang terlibat.
"Kemungkinan ya 30 orang kan lebih yang mengerumuni. Sempat kaget juga. Ini sudah diberikan penjelasan tapi tetap. Tetap sama aja," katanya.
Beruntung, sopir dan co-driver tidak mengalami luka. Penjemputan pasien akhirnya dilakukan oleh ambulans lain.
Dipicu Pengunaan Sirene Ambulans
Kapolsek Gondangrejo, Iptu Subkhi, membenarkan adanya insiden tersebut.
Ia menyebut bahwa peristiwa itu merupakan kesalahpahaman akibat suara sirine yang mendadak.
"Ya memang pada saat aksi damai sopir truk se-Solo Raya itu ada insiden kecil ya. Ada ambulans yang lewat, kemudian kami tidak tahu persis karena pada saat kejadian saya di exit tol Gondangrejo," ujar Subkhi.
"Informasi ya karena ada ambulans lewat terus mendadak sirine dibunyikan, akhirnya kaget. Katanya sopir-sopir mendekat dan mengecek apakah membawa pasien atau tidak," kata dia.
Kendati demikian, sopir ambulans itu, Fursan, menegaskan bahwa penggunaan sirine sudah sesuai prosedur.
"Untuk penjemputan pasien, sirenenya agak panjang tapi cepat. Sedangkan untuk membawa jenazah, sirenenya panjang," jelasnya.
Kasus Masih Didalami, Proses Hukum Berlanjut
Insiden ini akhirnya berakhir damai setelah pihak komunitas sopir truk pun bersedia mengganti kerusakan ambulans.
"Setelah dimusyawarahkan, itu dapat diselesaikan. Dari pihak komunitas sopir truk akan mengganti kerusakan," ujar Subkhi.
"Ya, ada miskomunikasi saja dan akhirnya seperti ini. Tapi alhamdulillah sudah bisa diselesaikan," tutup Subkhi.
Meski diselesaikan secara kekeluargaan, Fursan menyatakan bahwa pelaku perusakan tetap akan dimintai pertanggungjawaban hukum.
"Kemungkinan diselesaikan secara keluarga, dengan meminta maaf dan klarifikasi, serta ganti rugi," tambahnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "Kisah Ambulans Gagal Jemput Pasien, Dikeroyok Massa Demo ODOL karena Nyalakan Sirine".