Polisi Amankan 11 Provokator dalam Demo Pati Berujung Ricuh, 34 Orang Terluka

Polisi mengamankan 11 orang yang diduga menjadi provokator dalam aksi demonstrasi warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang berujung ricuh pada Rabu (13/8/2025).
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto mengatakan, 11 orang tersebut saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Pati.
"Pelaku yang menjadi provokator ada 11 orang yang diamankan dan kini diperiksa reserse,” ujar Artanto dalam konferensi pers, dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Awalnya Damai, Berubah Anarkis
Artanto menjelaskan, aksi unjuk rasa di Pati awalnya berlangsung damai. Namun, suasana berubah memanas ketika sekelompok orang mulai melakukan tindakan anarkis.
“Anggota kelompok ini melakukan pelemparan batu, tongkat, juga air mineral hingga mengakibatkan eskalasi meningkat dan chaos,” kata dia.
Tak hanya melakukan pelemparan, massa juga membakar satu mobil milik kepolisian yang terparkir di depan rumah dinas Kapolresta Pati.
“Dalam unjuk rasa anarkis tadi, ada satu kendaraan polisi dari provos yang digulingkan dan dibakar,” ujarnya.
Polisi Bubarkan Massa dengan Gas Air Mata
Upaya meredam kericuhan dilakukan aparat dengan memberikan imbauan pembubaran. Namun, massa tidak mengindahkan. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air dari water cannon.
Artanto memastikan, pada Rabu sore, situasi di lokasi sudah terkendali.
“Pukul 15.00 ini, 15.30 sudah kondusif dan aman,” katanya.
Meski begitu, pihak kepolisian masih melakukan penyisiran untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat pasca-aksi.
34 Korban Terluka, Tak Ada Korban Jiwa
Akibat bentrokan dalam demo Pati tersebut, sebanyak 34 orang mengalami luka-luka. Korban terdiri dari warga dan anggota Polri.
“Ada 34 orang yang dirawat di rumah sakit, baik dari warga maupun anggota Polri. Mereka mengalami luka lebam, bocor kepala, dan robek,” ungkap Artanto.
Selain luka fisik, banyak korban juga mengalami sesak napas akibat gas air mata.
> “Korban yang dirawat di rumah sakit rata-rata mengalami sesak napas karena gas air mata yang kami lepaskan,” kata Artanto.
Ia menegaskan, kabar yang beredar mengenai adanya korban meninggal dunia adalah tidak benar.
“Kami sudah mengonfirmasi terkait kabar adanya masyarakat yang meninggal akibat aksi. Sampai saat ini, hasil penelusuran nihil,” ujarnya.
Latar Belakang Demo Pati
Aksi ribuan warga Pati ini dipicu oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Situasi kian memanas setelah Bupati Pati Sudewo menantang warga untuk melakukan demo jika tidak menerima kebijakan tersebut. Tantangan ini memicu kemarahan warga, yang kemudian menggalang donasi logistik untuk aksi pada 13 Agustus 2025.
Ketegangan meningkat ketika donasi logistik warga sempat diangkut oleh Satpol PP. Merespons gejolak, Sudewo akhirnya membatalkan kebijakan kenaikan PBB. Namun, keputusan itu datang terlambat.
Warga yang terlanjur kecewa mengubah tuntutan dari pembatalan kenaikan PBB menjadi desakan agar Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi yang digelar di Alun-alun Pati dan kompleks kantor bupati itu berlangsung sejak pagi hingga siang. Massa menuntut Sudewo keluar menemui pendemo. Karena tidak kunjung keluar, massa melempari kantor bupati dengan batu, kayu, dan botol air mineral.
Polisi pun terpaksa membubarkan massa dengan gas air mata dan water cannon. Hingga Rabu sore, situasi kembali kondusif, meski pengamanan di sekitar lokasi masih diperketat.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Polisi Pastikan Tak Ada Korban Tewas dalam Demo Pati namun 34 Orang Terluka: Korban Polisi dan Warga
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!