Demo Pati Memanas, Gubernur Jateng Minta Bupati Sudewo Terima Aspirasi Warga

Aksi demonstrasi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025) memanas.
Ribuan massa memenuhi Alun-Alun Pati sejak subuh untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mundur.
Kericuhan pecah ketika massa melempar botol, sayur, hingga plastik berisi air ke arah Kantor Bupati dan Pendopo Kabupaten Pati.
Polisi membalas dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
Diperkirakan jumlah peserta aksi mencapai lebih dari 100 ribu orang, datang dari berbagai kecamatan di Pati dan daerah sekitar.
Gubernur Jateng Minta Bupati Terima Aspirasi Warga
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hak setiap warga negara.
Ia meminta Bupati Sudewo dan jajaran Muspida Pati untuk mendengar aspirasi rakyat secara kondusif.
"Menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak setiap warga negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998. Saya wanti-wanti kepada bupatinya, kepada muspidanya, supaya menyerap aspirasi masyarakat secara kondusif. Karena salah satu faktor indikasi investasi adalah suasana kondusif," ujar Ahmad Luthfi.
Ketika wartawan menanyakan pendapatnya terkait desakan warga agar Bupati Sudewo mundur, Luthfi menjawab singkat:
"Ya itu tanya ke sana, kok tanya saya," kata Ahmad Luthfi lagi.
Bupati Pati, Sudewo berjalan kaki mendatangi langsung posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu di depan gerbang Kantor Bupati Pati, Jumat (8/8/2025) malam.
Sudewo Bantah Kabur, Janji Temui Massa, tapi Belum Terlihat
Sebelum aksi berlangsung, beredar isu bahwa Sudewo akan meninggalkan Pati untuk menghindari unjuk rasa. Isu ini dibantah tegas oleh Bupati.
Sudewo memastikan dirinya berada di Pati dan bahkan dijadwalkan memantau jalannya aksi damai.
"Saya tanggal 17 Agustus itu jadi inspektur upacara. Tidak mungkin saya tinggal umrah. Isu itu tidak benar sama sekali,” kata Sudewo.
Namun, hingga kericuhan pecah, Bupati Sudewo belum terlihat menemui massa secara langsung.
DEMO PATI: Warga melakukan aksi unjuk rasa mendesak Bupati Sadewo lengser di Alun-alun Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025).
Tuntutan Sudewo Mundur Dipicu Kenaikan PBB 250 Persen
Tuntutan agar Bupati Sudewo mundur dipicu kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Kebijakan ini memicu kemarahan warga, terlebih setelah pernyataan Sudewo yang dianggap menantang.
Meski sudah meminta maaf dan berjanji meninjau ulang, kemarahan publik belum mereda.
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Kami tidak bermaksud melakukan perampasan. Kami hanya ingin memindahkan supaya tidak mengganggu acara pemerintah," ujar Sudewo dalam pernyataan sebelumnya.
Ricuh di Alun-Alun Pati
Kericuhan mulai terjadi menjelang siang ketika orasi semakin panas.
Massa yang lelah dan tidak mendapat tanggapan langsung dari Bupati mulai melempar berbagai benda ke arah pendopo.
Laporan reporter KompasTV menyebutkan, gas air mata ditembakkan berkali-kali, membuat massa berlarian mencari perlindungan.
"Keadaan di alun-alun sudah chaos, polisi tembakkan gas air mata. Massa membawa banyak sekali sayur mayur, tiang bendera, dan benda-benda lain yang dilemparkan ke arah pendopo," lapor jurnalis KompasTV dari lokasi.
Hingga Rabu siang, sebagian massa masih bertahan di sekitar alun-alun Kabupaten Pati.
Sejumlah pendemo juga sempat mencoba memanjat pagar Kantor Kabupaten Pati dan Gedung DPRD Pati untuk mendesak Bupati Sudewo keluar.
Sumber: Live KOMPAS.TV
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!