Ratusan Lilin Menyala di Alun-Alun Pati, Disebut untuk Peringatan 7 Hari Menghilangnya Bupati Sudewo

bupati pati, Alun-Alun Pati, Sudewo, Bupati Sudewo, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ratusan Lilin Menyala di Alun-Alun Pati, Disebut untuk Peringatan 7 Hari Menghilangnya Bupati Sudewo, Bermula dari Pamflet Festival 1.000 Lilin di Media Sosial, Simbol Peringatan Tujuh Hari Menghilangnya Bupati Sudewo, AMPB Bantah Jadi Inisiator Aksi, Doa Masyarakat untuk Pati Lebih Damai

Area pedestrian di bundaran Alun-alun Pati mendadak dipenuhi cahaya lilin pada Rabu (20/8/2025) malam.

Ratusan lilin itu ternyata dinyalakan oleh sejumlah warga yang sengaja datang dan berkumpul di sekitar Alun-alun Pati.

Dari sisi utara, tepatnya di seberang Posko Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) di bawah videotron depan Kantor Bupati Pati, nyala lilin mulai terlihat.

Aksi tersebut kemudian memicu warga lain ikut menyalakan lilin dan menatanya di tepi bundaran.

Selain lilin, sebagian warga juga menaburkan bunga mawar merah dan putih yang biasa dipakai sebagai bunga tabur makam.

Bermula dari Pamflet Festival 1.000 Lilin di Media Sosial

Aksi ini ternyata bermula dari beredarnya pamflet ajakan aksi "Festival 1.000 Lilin" di media sosial.

Dalam pamflet digital itu, lokasi pemasangan lilin disebutkan di trotoar depan Kantor Bupati Pati.

Namun saat pelaksanaan di hari yang telah ditentukan, warga justru menyalakan lilin di area bundaran Alun-alun Pati.

Simbol Peringatan Tujuh Hari Menghilangnya Bupati Sudewo

Pamflet tersebut juga menuliskan bahwa aksi ini digelar sebagai simbol peringatan tujuh hari Bupati Pati Sudewo "meninggalkan" Pendopo.

Menariknya, kata "MENINGGAL" dicetak dengan huruf kapital, sementara akhiran "-kan" ditulis kecil.

Sejak didemo puluhan ribu warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu pada Rabu (13/8/2025), Sudewo memang tak lagi muncul ke publik.

Sudewo sempat muncul untuk memberi tanggapan dengan menolak memenuhi tuntutan demonstran untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

"Saya kan dipilih rakyat secara konstitusional dan secara demokratis, jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan seperti itu. Semua ada mekanisme," kata Sudewo saat diwawancarai di sela-sela aksi massa pada Rabu (13/8/2025).

Namun setelahnya, Sudewo diketahui absen dalam sejumlah kegiatan penting, mulai dari rapat paripurna DPRD, pengukuhan Paskibraka pada Jumat (15/8/2025), hingga upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada Minggu (17/8/2025).

Menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang mengisi posisi inspektur upacara saat upacara 17 Agustus 2025, Sudewo tidak bertugas karena alasan sakit.

Nyala lilin di Alun-alun Pati seolah menjadi bentuk sindiran terhadap absennya Sudewo di hadapan publik di tengah proses hak angket di DPRD.

AMPB Bantah Jadi Inisiator Aksi

Namun hingga kini belum diketahui siapa penggagas aksi tersebut. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) pun mengaku tidak terlibat.

Salah satu koordinator Posko Masyarakat Pati Bersatu, Hanif Wagirin menegaskan bahwa pihaknya tidak mengomandoi aksi ini.

"Kami dari Masyarakat Pati Bersatu tidak tahu kalau ada aksi ini. Di pamflet yang tersebar pun tidak jelas siapa Korlap atau penanggungjawabnya," ujarnya.

Ia juga membantah mengetahui apa arti di belakang aksi menyalakan lilin ini.

"Saya tidak tahu apakah ada 'permainan' di balik ini. Mungkin juga memang spontanitas warga. Intinya aksi ini bukan dari Masyarakat Pati Bersatu," jelas Hanif.

Hanif menduga warga yang melihat pamflet di media sosial tergerak untuk datang sambil membawa lilin, kemudian menarik warga lain ikut serta.

"Kalau di pamflet yang tersebar di medsos, dikatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk memperingati tujuh hari Bupati meninggalkan pendopo. Tapi pamflet itu bukan dari kami," terang Hanif.

Menurut dia, banyak warga yang kini penasaran dengan hasil akhir gejolak terkait pemakzulan Bupati Pati Sudewo.

"Mereka sepertinya penasaran dengan hasil kasus ini. Maksudnya, entah bupati dimakzulkan atau tidak, mereka penasaran dengan hasil akhirnya," ujarnya.

Hanif pun menegaskan bahwa ia tidak bisa banyak berkomentar karena aksi ini bukanlah inisiasi dari kelompknya.

"Tapi saya tidak bisa berkomentar banyak karena ini bukan aksi dari kami. Yang jelas, selama tidak anarkis dan tujuannya baik, kami mendukung," tandas Hanif.

Doa Masyarakat untuk Pati Lebih Damai

Selain bernuansa kritik, ada pula warga yang menganggap aksi lilin ini sebagai simbol doa.

Nur Zulaikah, warga Wedarijaksa, mengaku datang bersama suami dan teman-temannya setelah membaca informasi di media sosial.

Meski tahu ada narasi sindiran dalam pamflet, ia tidak memiliki tendensi khusus. Bagi Nur, menyalakan lilin hanyalah ungkapan harapan agar Pati kembali damai.

"Semoga masyarakat Pati semakin damai dan lebih baik lagi. Pokoknya Pati cinta damai. Semoga Pati cepat pulih seperti semula, damai dan baik-baik saja. Itu doa saya untuk Pati," ucap Nur.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Rabu Malam Warga Pati Nyalakan Lilin di Alun-alun, Aksi 7 Hari Menghilangnya Bupati Sudewo". 

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!