Demo Tuntut Mundur, Bupati Pati Sudewo Dilempari Massa hingga Polisi Dikeroyok

Aksi unjuk rasa warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya pada Rabu (13/8/2025) berlangsung panas dan berujung ricuh.
Kericuhan pecah di depan Kantor Bupati Pati, Jalan Tombronegoro, Kaborongan, Kecamatan Pati, ketika massa mulai melakukan pelemparan, pengeroyokan polisi, hingga pembakaran mobil provos milik Polres Grobogan.
Bupati Sudewo Dilempari Massa
Sekitar pukul 12.16 WIB, Bupati Sudewo yang mengenakan kemeja putih, peci hitam, dan kacamata muncul dari dalam mobil rantis polisi untuk menemui pendemo.
Sebelumnya, aparat sempat mengimbau massa agar tetap tertib. Namun, ketika Sudewo berbicara, massa langsung melemparkan air minum dan sandal ke arahnya.
"Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Ke depannya, saya akan berbuat yang lebih baik. Terima kasih," kata Sudewo singkat, hanya sekitar 20 detik, sebelum kembali masuk ke mobil rantis karena situasi memanas.
Ajudan dan anggota Brimob tampak menggunakan tameng untuk melindungi Sudewo dari lemparan. Upaya aparat tidak sepenuhnya meredam amarah massa.
Polisi Dikeroyok
Dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook Informasi Seputar Jaken, terlihat seorang anggota polisi dikeroyok sejumlah peserta aksi. Polisi tersebut dipukul, dilempari air, dan botol plastik.
Beberapa warga berusaha melindungi aparat tersebut dari serangan, hingga akhirnya polisi itu berhasil diselamatkan.
Kerusuhan semakin menjadi setelah polisi menembakkan gas air mata. Massa bergerak ke sisi timur Alun-alun Pati, membalikkan mobil provos milik Polres Grobogan, lalu membakarnya.
Api membumbung tinggi sementara massa tetap berada di sekitar lokasi. Di sisi lain, gerbang Pendapa Pati juga dirusak.
Sejumlah aparat terlihat tumbang, diduga akibat terpapar gas air mata. Data terkait korban masih dalam pendataan.
Water Cannon dan Teguran Emosional Brimob
Dalam siaran langsung YouTube Tribun Jateng, polisi mengerahkan mobil water cannon untuk membubarkan massa. Gas air mata kembali ditembakkan, membuat banyak orang terjebak di sekitar alun-alun.
Situasi panas memicu emosi seorang anggota Brimob yang berteriak kepada massa.
"Bukan hanya kalian yang punya anak istri, perlakuan kalian kayak gini?" ujarnya sambil menunjuk aparat yang berjaga.
Unjuk rasa ini dipicu kebijakan Bupati Pati Sudewo menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
"Bupati harus lengser! Turun Sudewo sekarang juga!" teriak orator aksi dari atas panggung.
Massa mengklaim hadir hingga lebih dari 50.000 orang untuk menuntut pembatalan kebijakan tersebut.
Menanggapi polemik ini, Sudewo sebelumnya telah menyampaikan permintaan maaf dan berjanji meninjau ulang kenaikan PBB-P2.
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Kami tidak bermaksud melakukan perampasan. Kami hanya ingin memindahkan supaya tidak mengganggu acara pemerintah. Kami tidak melarang penggalangan dana," kata Sudewo pada Kamis (7/8/2025), menanggapi video viral aksi Satpol PP yang mengambil paksa barang donasi warga.
Ia juga membantah tudingan bahwa dirinya menantang rakyat setelah videonya beredar di media sosial.
"Saya tidak menantang rakyat. Masak rakyatku kutantang? Saya hanya ingin menyampaikan supaya demo itu murni aspirasi dan tidak ditunggangi pihak tertentu," ujarnya.
Bupati Pati Sudewo baru dilantik pada 18 Juli 2025. Namun, kebijakan pajak yang diambilnya menuai penolakan luas dan memicu aksi besar-besaran di Pati. Hingga berita ini diturunkan, situasi di Alun-alun Pati masih dijaga ketat oleh aparat.
Sebuah Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Unjuk Rasa di Pati Ricuh dan Panas: Momen Bupati Sudewo Dilempar Sandal, Polisi Dikejar Warga
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!