Mantan Honorer RSUD Pati Ikut Demo Tuntut Bupati Sudewo Mundur, Di-PHK Tanpa Pesangon

Pati, Kabupaten Pati, demo pati, demo bupati pati, demo pati 13 agustus, demo pati hari ini, demo bupati pati sudewo, Mantan Honorer RSUD Pati Ikut Demo Tuntut Bupati Sudewo Mundur,  Di-PHK Tanpa Pesangon

Ratusan mantan pegawai honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, turun ke jalan pada Rabu (13/8/2025). Mereka ikut dalam aksi demonstrasi besar yang mendesak Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya.

Para mantan honorer ini mengaku menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mereka sebut sebagai akibat kebijakan politis Bupati Sudewo. Bagi mereka, aksi ini bukan sekadar protes, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan.

“Kami akan sampaikan, kembalikan kami bekerja atau Bupati yang turun,” kata Eko Supriyanto, mantan pegawai honorer RSUD RAA Soewondo, Selasa (12/8/2025), dikutip dari TribunBanyumas.com.

20 Tahun Mengabdi, Berakhir Tanpa Pesangon

Eko mengaku telah mengabdi di RSUD RAA Soewondo selama 20 tahun sebelum diberhentikan. Bersama 220 tenaga honorer lainnya, ia tidak menerima pesangon. Mereka dipaksa mengikuti tes seleksi yang hasilnya dinilai tidak adil dan tidak transparan.

“Kami ini sudah lama bekerja, tapi diperlakukan seperti ini. Tesnya tidak jelas dan hasilnya juga tidak transparan,” ucapnya.

Kekecewaan mereka semakin dalam setelah mendengar pernyataan Bupati Sudewo yang menuding para honorer masuk dengan cara sogok atau “asal masuk”.

Sakit Hati karena Tudingan Sogok

Hal ini diungkapkan Siswanto, mantan cleaning service RSUD Pati yang mulai bekerja pada 2006 dan mengikuti tes resmi pada 2012 atau 2013.

“Pak Sudewo bilang, kami masuk bledang-bledang (asal masuk), sogok-menyogok, itu yang buat saya sakit hati. Padahal, kami tidak pernah pakai uang,” ujarnya.

Menurut Siswanto, sebelumnya ada janji bahwa pegawai dengan masa kerja lebih dari 10 tahun akan diprioritaskan, namun kenyataannya tidak sesuai.

“Harapan kami, kembalikan kami bekerja kalau Soewondo memang masih butuh karyawan,” tambahnya.

Para mantan pegawai honorer juga mempertanyakan alasan efisiensi anggaran yang menjadi dasar PHK. Mereka menilai alasan tersebut tidak masuk akal karena beredar kabar RSUD RAA Soewondo justru akan membuka rekrutmen pegawai baru.

“Kami di-PHK dengan alasan efisiensi, tapi katanya rumah sakit mau rekrut lagi. Ini kan aneh,” ujar salah satu mantan pegawai.

Ikut Desak Bupati Sudewo Lengser

Selain menuntut dipekerjakan kembali, mantan pegawai honorer RSUD RAA Soewondo juga ikut menyuarakan desakan agar Bupati Sudewo mundur.

Mereka menilai kebijakan dan pernyataan sang bupati merugikan rakyat, khususnya para pekerja honorer yang telah mengabdi puluhan tahun.

“Kami bukan cuma mau kerja lagi, tapi juga mau bupati turun karena sudah tidak berpihak pada rakyat,” tegas Eko.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Bupati Pati Sudewo terkait tuntutan mantan pegawai honorer RSUD RAA Soewondo maupun kabar pembukaan rekrutmen baru di rumah sakit tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kisah Pilu Honorer RSUD Pati, 20 Tahun Mengabdi Dibuang, Kini Minta Bupati Mundur

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!