Cerita LBH Semarang soal Demo Pati, Kronologi, dan Bantahan Tuduhan Provokator

Pati, polda jateng, LBH Semarang, demo pati, demo 13 agustus 2025, pati melawan, Cerita LBH Semarang soal Demo Pati, Kronologi, dan Bantahan Tuduhan Provokator, Kronologi aksi pati melawan, Data korban dan penangkapan Pati, Bantahan tuduhan provokator demo Pati, Tudingan pembungkaman dan kriminalisasi warga Pati, Polisi: 22 orang diamankan, sudah dipulangkan

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang membantah bahwa 22 warga Pati yang ditangkap pascaaksi #PatiMelawan bukanlah provokator seperti yang disebut pihak kepolisian.

Lembaga bantuan hukum tersebut bahkan menganggap aparat bertindak brutal, seperti menembakkan gas air mata.

Padahal, peserta massa aksi berasal dari berbagai kalangan, seperti ibu-ibu, wanita hamil, dan lansia.

Kronologi aksi pati melawan

Pengacara Bidang Buruh LBH Semarang, Muhammad Safaly, menjelaskan bahwa aksi demo Pati yang dimulai sejak pagi itu menuntut pertemuan antara warga dan Bupati Pati, Sudewo.

Namun, Safaly mengatakan sejak pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, Sudewo tak kunjung menemui warga.

Sekitar pukul 11.00 WIB, dorong-dorongan antara massa aksi dan aparat tak terhindarkan.

Massa berusaha masuk untuk bertemu bupati, namun situasi memanas.

“Kalau menurut kami di lapangan, ini brutal soalnya ada ibu-ibu, ibu hamil, lansia yang terkena gas air mata,” kata Safaly, kepada Kompas.com, Kamis (14/8/2025).

Dia menilai tindakan tersebut melanggar hak asasi manusia.

Data korban dan penangkapan Pati

Berdasarkan rilis Dinas Kesehatan Pati, Safaly menjelaskan bahwa ada hampir 52 orang yang terluka.

Mereka terdiri dari massa aksi dan warga yang berada di lokasi.

Dia menyebut, selain korban luka, ada 22 warga Pati yang ditangkap.

Jumlah ini berbeda dengan klaim Polda Jateng yang menyebut hanya 11 orang ditahan.

“Kami belum ada obrolan kira-kira prosesnya. Kami belum dapat rilis secara resmi dari Polda,” ungkap Safaly.

Pati, polda jateng, LBH Semarang, demo pati, demo 13 agustus 2025, pati melawan, Cerita LBH Semarang soal Demo Pati, Kronologi, dan Bantahan Tuduhan Provokator, Kronologi aksi pati melawan, Data korban dan penangkapan Pati, Bantahan tuduhan provokator demo Pati, Tudingan pembungkaman dan kriminalisasi warga Pati, Polisi: 22 orang diamankan, sudah dipulangkan

Lilik Yuliantoro, salah seorang korban gas air mata saat demonstrasi di Alun-alun Pati, saat ditemui di RSUD dr. Soewondo Pati, Jawa Tengah, Kamis (14/8/2025)

Bantahan tuduhan provokator demo Pati

Pihak kepolisian menyebut adanya provokator yang memicu kericuhan.

Namun, LBH Semarang membantah keras tuduhan tersebut.

Dia menyebutkan bahwa pola penangkapan massa aksi demo itu random.

“Itu nggak benar, karena mereka semua warga Pati. Ini provokator dari mana, harus ada bukti cukup, harus ada surat penangkapan. Kalau ini kan enggak,” kata Safaly.

Tudingan pembungkaman dan kriminalisasi warga Pati

Safaly juga menyoroti adanya sweeping pada malam hari usai aksi, bahkan penasihat hukum turut disekap.

Menurutnya, hal ini mengarah pada pembungkaman dan kriminalisasi terhadap warga yang bersuara.

“Kami melihat konteksnya ini pembungkaman dan kriminalisasi yang dilakukan polisi,” ungkap Safaly.

Polisi: 22 orang diamankan, sudah dipulangkan

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto belum memberikan respons terkait tudingan-tudingan LBH tersebut.

Termasuk soal adanya perbedaan data adanya penangkapan demonstran antara 11 orang atau 22 orang yang diamankan pihak kepolisian.

Pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com pada Kamis (14/8/2025) belum mendapatkan balasan.

Kendati demikian, Artanto pernah membenarkan penangkapan 22 orang demonstran terkait aksi di Pati, namun menyebut mereka sudah dikembalikan ke keluarga setelah pendataan dan pembinaan.

Update semalam diamankan 22 orang provokator dan malam hari tadi sudah dilakukan pendataan, pemeriksaan, serta pembinaan,” ungkapnya, dikutip Tribun, Kamis (14/8/2025).

Polisi menegaskan ada bukti yang mengarah bahwa mereka melakukan provokasi, termasuk pelemparan benda keras dan perusakan fasilitas.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!