Korban Tewas Perang Thailand-Kamboja Bertambah 14 Orang, Puluhan Luka-luka

Militer Kamboja menyerang pangkalan gas di Provinsi Sisaket Thailand
Militer Kamboja menyerang pangkalan gas di Provinsi Sisaket Thailand

 Jumlah korban tewas dalam bentrokan militer yang terjadi di perbatasan Thailand–Kamboja meningkat menjadi 14 orang dari pihak Thailand, sementara 46 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dilansir Xinhua, Juru bicara Kementerian Kesehatan Thailand merilis data korban pada Kamis malam hingga pukul 21.00 waktu setempat.

Sementara dari pihak Kamboja sendiri belum merilis data resmi mengenai korban dari pihaknya hingga Kamis malam. 

Bentrokan dimulai pada pagi harinya dan cepat memuncak. Kedua negara saling menuduh pihak lain telah melanggar hukum internasional dalam insiden tersebut  

Sebagai reaksi atas eskalasi ini, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar pertemuan darurat guna membahas krisis tersebut.

Sebelumnya, militer Thailand pada Kamis, 24 Juli 2025, melancarkan serangan udara terhadap posisi pasukan Kamboja sebagai respons atas serangan sistem peluncur roket BM-21 Grad dalam bentrokan di perbatasan baru-baru ini.

Komando Wilayah Militer ke-2 Angkatan Darat Kerajaan Thailand yang mencakup wilayah perbatasan dengan Kamboja, mengatakan pasukan Thailand dan Kamboja bentrok pada Kamis dini hari sekitar pukul 07.45 WIB di daerah yang masih menjadi sengketa.

Awalnya, terjadi baku tembak antara pasukan darat, yang memicu ketegangan semakin memuncak. Kamboja menyerang wilayah perbatasan Provinsi Sisaket dengan sistem roket BM-21 Grad.

Sebagai balasan, kata komando itu, pada pukul 10.51, enam jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Thailand diterbangkan untuk melancarkan serangan udara terhadap pasukan Kamboja. Serangan Thailand berhasil menghantam posisi Batalion Infanteri ke-8 dan ke-9 Kamboja.

Aksi saling saling tuduh dan eskalasi militer seperti ini menyoroti perlunya dialog terbuka dan mediasi internasional untuk mencegah konflik lebih lanjut.