Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris menyatakan Korea Utara (Korut) telah kehilangan lebih dari 6.000 personel militer yang tewas saat ditugaskan menghadapi militer Ukraina di wilayah Kursk, Rusia barat.
Namun, klaim itu dibantah pihak Korut. Negara di bawah pimpinan Kim Jong-un itu menyatakan tentara mereka yang tewas dalam konflik Rusia-Ukrania hanya mencapai ratusan orang.
Kemhan Inggris awalnya merilis data perkiraan awal bahwa hingga awal April 2025, ada 5.000 tentara Korut yang menjadi korban di garis depan peperangan di wilayah Kursk pada dua bulan lalu. Namun, angka korban itu kini bertambah menyentuh 6.000-an personel
"Total korban tersebut melampaui setengah dari sejumlah 11.000 tentara DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) yang dikirim sebelumnya ke wilayah Kursk," demikian pernyataan Kemhan Inggris, dikutip Antara, Senin (16/6)
Kemhan Inggris mengatakan operasi militer Korut dalam perang di Ukraina sejauh ini terbatas di wilayah Kursk. Namun, dinas intelijen Korut menepis klaim data Kemhan Inggris itu.
Bahkan, Korut telah mengirim 3.000 personel militer tambahan ke wilayah Kursk tahun ini setelah tahun lalu mengirim 11.000 personel militer mereka ke Rusia.
Dari total pasukan itu, ada 4.700 personel yang telah jatuh menjadi korban dalam perang Rusia-Ukraina. Namun dari jumlah itu hanya 600 personel yang diperkirakan tewas. (*)