Prada Lucky Namo Tewas di Nagekeo, Keluarga Sebut Ada Bekas Sepatu di Perut Korban

Misteri kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit Yonif TP 834/Wakanga Mere, terus menjadi sorotan. Keluarga menduga kematian anggota TNI itu tidak wajar dan terjadi setelah ia mengalami kekerasan fisik dari seniornya.
Prada Lucky menghembuskan napas terakhir di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 Wita. Beberapa hari sebelum koma, ia masih sempat melakukan panggilan video dengan kakaknya, Lusi Namo, dan terlihat sehat.
“Dia sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit. Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” ujar Lusi kepada wartawan, Sabtu (9/8/2025).
Keluarga mengetahui Prada Lucky dirawat di rumah sakit setelah pihak RSUD Aeramo menghubungi mereka atas permintaan Lucky. Menurut Lusi, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah selama hidup.
“Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah. Selama ini hanya sakit biasa. Saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak,” ucapnya.
Lusi mengaku kecewa karena atasan adiknya tidak memberi kabar sejak awal.
“Atasan adik saya tidak kasih tahu kondisi adik saya,” tegasnya.
Kesaksian Soal Dugaan Kekerasan
Lusi mengungkapkan, informasi dugaan kekerasan diperoleh dari seseorang yang mengaku pacar prajurit. Lewat pesan di Instagram, orang itu menceritakan bahwa ia pernah menerima foto Lucky dan rekannya dalam kondisi berdarah usai dipukul.
“Namun, nama pacarnya tidak ada dalam daftar 20 pelaku yang kami terima,” kata Lusi.
Dokter yang merawat juga menyebut ginjal dan paru-paru Lucky rusak parah sehingga memerlukan tiga kantong darah. Dugaan kekerasan disebut terjadi saat pergantian piket, dari Senin hingga Jumat.
Di dalam sel, korban tidur di lantai tanpa tempat tidur. Lusi bahkan melihat bekas sepatu di perut adiknya.
“Dugaan saya, dia diinjak,” ujarnya.
Kodam IX/Udayana Ambil Langkah Investigasi
Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin, mengatakan pihaknya telah membentuk tim investigasi gabungan untuk mengungkap fakta kematian Prada Lucky.
“Kami menyampaikan duka cita mendalam dan empati kepada keluarga. Tim investigasi saat ini bekerja, dan kami belum bisa menyampaikan detail karena proses masih berjalan. Kodam berkomitmen transparan, namun menghindari informasi yang belum terverifikasi,” ujarnya.
Tim tersebut terdiri dari Subdenpom Ende, Staf Intelijen, dan personel terkait lainnya. Langkah ini, kata Amir, merupakan instruksi langsung Pangdam IX/Udayana demi penanganan profesional dan objektif.
“Kami menjunjung asas praduga tak bersalah. Menyebut nama atau jumlah terduga sebelum ada hasil investigasi hanya akan menyesatkan opini publik,” kata Amir.
Amir menegaskan, Kodam IX/Udayana tidak memiliki kewenangan memverifikasi foto atau dokumen yang beredar di media sosial. Semua informasi resmi akan disampaikan berdasarkan temuan tim investigasi.
Ia juga memastikan, reformasi internal terus dilakukan dengan pendekatan humanis untuk mencegah kekerasan dalam pelatihan maupun penugasan.
“Kepastian sanksi akan diputuskan di pengadilan militer setelah proses investigasi selesai. Kodam tidak akan menoleransi pelanggaran hukum oleh siapa pun,” tegasnya.
Sementara itu ayah almarhum, Serma Christian Namo, menyatakan ikhlas atas kepergian anaknya dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang. Ia juga meminta maaf atas pernyataan emosional sebelumnya kepada media.
Keluarga berharap pelaku dihukum setimpal. Namun, Kodam IX/Udayana meminta publik bersabar menunggu hasil investigasi resmi.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Lusi Namo Kakak Prada Lucky Terima Pesan dari Pacar Prajurit, Wajah Adik Berdarah Perut Diinjak
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!