Kasus Prada Lucky, Eks KSAD Dudung Minta Prajurit Muda Diawasi Lebih Ketat

Eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman meminta prajurit muda untuk diawasi lebih ketat. Ia meminta para Komandan Pleton (Danton) dan Komandan Regu (Danru) terjun ke lapangan awasi masa orientasi prajurit.
Hal itu diungkapkan Dudung merespons tewasnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo ditangan seniornya.
"Ya, pengetatan terutama dalam pengawasan, baik Danru, Danton, danki, ini terjun ke lapangan setiap ada program, kegiatan prajurit-prajurit yang baru masuk, orientasi itu harus dilaksanakan dengan ketat," kata Dudung kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 17 Agustus 2025.

Prada Lucky
Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan itu menambahkan bahwa aksi kekerasan sudah lama terjadi di lingkungan TNI. Namun, Dudung menegaskan hal itu sudah dievaluasi oleh KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak.
"Karena memang ini sering berulang. Sejak lama, sejak saya KSAD pun ada, pernah terjadi (kekerasan). Kasihan lah prajurit-prajurit kita yang dia tidak mengerti persoalan kemudian akhirnya menjadi korban tewas yang begitu saja. Kasihan kepada orang tuanya dan saya lihat KSAD sudah mengevaluasi," katanya.
Diketahui, Kasus dugaan penganiayaan brutal yang menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) terus dilakukan pengembangan.

Jasad Prada Lucky tiba di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, mengungkapkan perkembangan mengejutkan. Kata dia, sudah ada 20 prajurit TNI yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk satu orang perwira.
"Seluruhnya 20 tersangka yang sudah ditahan dan kemudian akan ditindaklanjut dengan pemeriksaan selanjutnya," kata dia saat mengunjungi rumah duka Prada Lucky di Asrama TNI Kuanino, Kupang, Senin, 11 Agustus 2025.