Pemakaman Prada Lucky: Keluarga dan Warga Kota Kupang Tuntut Keadilan

Suasana duka pada pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) di Rumah Dinas TNI AD Kodim 1617 Rote Ndao, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (9/8/2025), berubah menjadi ajang tuntutan keadilan yang penuh amarah.
Otniel, perwakilan keluarga, berbicara dengan suara bergetar namun tegas di hadapan ribuan pelayat.
Ia mendesak pimpinan TNI untuk mengusut tuntas kasus kematian Prada Lucky, yang menurutnya bukanlah kematian di medan perang, melainkan sebuah pembantaian.
"Kepada pimpinan tertinggi TNI yang punya wewenang, usut semua sampai tuntas. Karena jika kita biarkan, citra TNI akan tercoreng," ujar Otniel dengan penuh penekanan.
Ia menegaskan bahwa keluarga tidak menyesali kematian Lucky, karena hidup dan mati adalah bagian dari takdir yang tidak terpisahkan, namun cara kematiannya sangat disesalkan.
Duka Mendalam, Namun Penuh Amarah
Otniel menambahkan, jika anak mereka gugur di medan juang, mereka akan menangis bahagia, karena itu merupakan bagian dari pengabdian kepada negara.
Namun, kematian Lucky yang terjadi dalam kondisi tidak jelas ini, telah memaksa mereka untuk menerima kenyataan yang pahit.
"Kami dipaksa untuk kuat dan ikhlas. Tapi anak kami meninggal dalam pembantaian," sambungnya dengan suara yang masih bergetar.
Otniel menegaskan bahwa yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Lucky adalah oknum yang disebutnya sebagai "preman berseragam”.
Ia mengingatkan bahwa oknum tersebut tidak boleh dibiarkan dan harus diusut sesuai hukum yang berlaku.
"Mereka ibarat batu kerikil di bawah sepatu. Ke mana pun pergi, selalu membawa masalah. Mari kita usut dan proses mereka," ujarnya tegas.
Ribuan Warga Antarkan Jenazah Prada Lucky
Ribuan warga Kota Kupang memadati jalanan untuk mengantar jenazah Prada Lucky pada Sabtu sore.
Mereka berkumpul di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat Kodim 1617 Rote Ndao dan mengantarkan jenazah menggunakan mobil ambulans menuju TPU Mapoli, sekitar dua kilometer dari rumah duka.
Di TPU Mapoli, jenazah diturunkan dan digotong menuju liang lahat, sementara warga dan keluarga memberikan penghormatan terakhir.
Upacara pemakaman berlangsung secara militer, dipimpin oleh Letnan Kolonel Sigit.
Dalam sambutannya, Sigit menyampaikan rasa duka yang mendalam dan meminta seluruh pelayat untuk mendoakan almarhum agar amalnya diterima di sisi Tuhan.
"Atas nama Komandan Brigif 21 Komodo, saya menyampaikan turut berdukacita yang mendalam," ujarnya.
Kematian Prada Lucky Diduga Akibat Penganiayaan Senior
Sebelumnya, diberitakan bahwa Prada Lucky Chepril Saputra Namo, seorang prajurit TNI yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025).
Lucky diduga tewas akibat dianiaya oleh seniornya. Sebelum meninggal, Lucky sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Komandan Brigade Infanteri 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 telah meninggal dunia.
Tuntutan Keadilan Masih Berlanjut
Keluarga dan masyarakat Kota Kupang terus menuntut keadilan atas kematian Prada Lucky, dengan harapan agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang terlibat dalam penganiayaan tersebut.
Mereka berharap agar kasus ini tidak hanya menjadi sebuah tragedi, tetapi juga titik balik dalam penegakan disiplin dan keadilan di tubuh TNI.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Amarah Keluarga Prada Lucky di Pemakaman: Anak Kami Tewas dalam Pembantaian….
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!