Sosok Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Prajurit Muda yang Meninggal Diduga Dianiaya Senior di NTT

Harapan keluarga untuk melihat Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) mengabdi lama di TNI Angkatan Darat pupus.
Prajurit muda Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.
Kepergian Lucky meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sang paman, Rafael Davids (59), menceritakan bahwa keponakannya itu baru memulai perjalanan sebagai tentara.
“Lucky baru jadi tentara itu di bulan Februari 2025. Pelantikannya bulan Juni 2025 kemarin,” ujar Rafael di Kupang, Jumat (8/8/2025).
Usai pelantikan, Lucky sempat pulang ke rumah keluarganya di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, untuk menggelar syukuran bersama keluarga dan teman-temannya. Pada 7 Juni 2025, ia kembali masuk ke kompi untuk mulai bertugas bersama rekan-rekannya.
Rafael mengenang Lucky sebagai sosok yang rendah hati dan tidak banyak bicara. Ia berharap para pelaku penganiayaan dihukum setegas mungkin.
“Saya harap semua pelaku bisa diberi sanksi tegas,” kata Rafael.
Tangis Ayah yang Kehilangan
Suasana haru menyelimuti rumah duka di Kupang, Kamis (7/8/2025) petang, saat peti jenazah Prada Lucky tiba. Langit mendung seakan ikut berduka.
Ayah korban, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, langsung turun dari ambulans. Dengan suara lantang dan nada penuh amarah, ia meminta agar tidak ada yang memanggul peti anaknya.
“Jangan ada yang pikul. Biar saya sendiri saja yang pikul. Saya sangat kecewa. Kamu sudah buat anak saya, tentu saya tidak akan terima,” ucapnya dengan nada tinggi.
Peti jenazah yang diselimuti bendera Merah Putih akhirnya dibawa masuk ke rumah duka. Christian ikut memanggul, lalu mengambil bingkai foto anaknya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
“Anak ganteng, Lucky. Bapa salah kasih lu kerja jadi tentara. Bapa minta maaf,” ujarnya sambil menangis, membuat keluarga dan kerabat yang hadir ikut larut dalam isak tangis.
Christian, yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, NTT, menegaskan bahwa dirinya tidak akan menerima perlakuan yang dialami anaknya. Ia bahkan meminta pelaku dipecat dari TNI dan dihukum mati.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang dihimpun, berikut kronologi dugaan penganiayaan yang dialami Prada Lucky:
Minggu, 27 Juli 2025
Staf Intel Yonif 834/WM memeriksa Prada Lucky dan Prada Ricard terkait masalah internal
Senin, 28 Juli 2025
Pukul 06.20 WITA: Lucky kabur saat izin ke kamar mandi.
Pukul 09.25 WITA: Dilaporkan ke Danki A, pencarian dilakukan.
Pukul 10.45 WITA: Ditemukan di rumah ibu asuhnya, Ibu Iren.
Pukul 11.05 WITA: Dibawa ke kantor Staf-1/Intel dan dipukul bergantian oleh senior menggunakan selang.
Pukul 23.30 WITA: Danyonif TP/834 memerintahkan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.
Rabu, 30 Juli 2025
Pukul 01.30 WITA: Lucky dan Prada Ricard kembali dipukul oleh empat prajurit menggunakan tangan kosong di rumah jaga kesatrian.
Sabtu, 2 Agustus 2025
Lucky muntah-muntah, dibawa ke Puskesmas Kota Danga, lalu dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hb rendah.
Minggu, 3 Agustus 2025
Kondisi membaik, sempat bercanda dan tertawa.
Senin, 4 Agustus 2025
Pukul 23.30 WITA: Kondisi kembali menurun, dipindahkan ke ruang ICU.
Selasa, 5 Agustus 2025
Pukul 04.47 WITA: Dipasangi ventilator untuk menunjang pernapasan.
Pukul 11.23 WITA: Dinyatakan meninggal dunia.
Beredar foto kondisi tubuh Prada Lucky yang penuh lebam. Dalam salah satu foto, terlihat luka menyebar di punggung korban.
Foto lain menunjukkan lebam di perut dan dada. Gambar-gambar tersebut diambil saat proses memandikan jenazah dan menjadi bukti bagi keluarga untuk menuntut keadilan.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan juduldan "5 Fakta Tewasnya Prada Lucky: Dianiaya 20 Senior, Baru 2 Bulan Bertugas di Nagekeo NTT"
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!