Susi Pudjiastuti Kritik KJA Pangandaran, Dekan Unpad Sebut Ada Salah Informasi

jawa barat, Pangandaran, keramba jaring apung, Pantai Timur Pangandaran, Susi Pudjiastuti Kritik KJA Pangandaran, Dekan Unpad Sebut Ada Salah Informasi, KJA Sudah Lama Jadi Lokasi Riset, Dari Riset ke Aspek Ekonomi, Unpad: Fokus Riset, Bukan Bisnis Semata, Susi dan Jeje Tetap Menolak

Polemik keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, terus bergulir.

Setelah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyampaikan penolakan keras, kini muncul pandangan berbeda dari kalangan akademisi.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad), Yudi Nurul Ihsan, menilai penolakan terhadap KJA tersebut muncul karena informasi yang keliru.

KJA Sudah Lama Jadi Lokasi Riset

Menurut Yudi, keberadaan KJA di Pangandaran bukan hal baru. Riset mengenai teknologi ini sudah dilakukan sejak enam tahun lalu dan bahkan dijadikan lokasi pelatihan tanpa menimbulkan keberatan dari masyarakat.

"Karena memang fokusnya untuk riset. Bahkan dijadikan tempat pelatihan. Salah satunya dikunjungi Pangdam III/Siliwangi waktu itu," ujar Yudi kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Kamis (14/8/2025).

Ia menjelaskan, KJA berfungsi sebagai wadah pembesaran ikan. Dengan konstruksi jaring yang mengapung, air dapat mengalir bebas sehingga memungkinkan pertukaran dengan perairan sekitar.

Dari Riset ke Aspek Ekonomi

Yudi menambahkan, KJA yang saat ini berdiri merupakan pengembangan dari riset terdahulu. Bedanya, kini ada pihak swasta yang terlibat untuk memberikan nilai ekonomi tambahan.

"Sekarang mau dikembangkan supaya ada nilai ekonomisnya, tapi tiba-tiba diprotes. Padahal dulu tidak ada masalah," katanya.

Ia menduga penolakan Susi Pudjiastuti dipicu oleh informasi yang tidak lengkap.

"Sepertinya ada yang salah menyampaikan informasi ke Ibu Susi tanpa tabayun dulu. Mungkin itu yang ditanggapi," ucap Yudi.

Unpad: Fokus Riset, Bukan Bisnis Semata

Terkait anggapan bahwa Unpad berpihak kepada perusahaan pemilik KJA, Yudi menegaskan pihaknya hanya menjalankan kerja sama berbasis riset sesuai konsep pentahelix—melibatkan akademisi, bisnis, pemerintah, media, dan masyarakat.

"Fokus akademisi adalah pada riset. Kebetulan pihak swasta setuju dan mau mengembangkan usaha BBL (benih bening lobster) dengan melibatkan masyarakat setempat, sehingga punya nilai ekonomis," jelasnya.

Yudi menekankan, kerja sama yang dijalankan tidak semata-mata untuk kepentingan bisnis.

"Unpad fokus di riset untuk pengembangan teknologi dan sebagainya. Jangan asal main bisnis," tegasnya.

Susi dan Jeje Tetap Menolak

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti meminta maaf kepada warga Pangandaran karena tidak mengetahui sejak awal keberadaan KJA di Pantai Timur. Ia mengaku terkejut dan kecewa proyek besar itu berdiri di kawasan wisata air.

"Begitu saya dengar, saya kaget luar biasa. Kok bisa? Heran, tidak habis pikir, ke mana orang Pangandaran?" kata Susi.

Penolakan juga datang dari Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pangandaran, Jeje Wiradinata. Ia menilai proyek tersebut melanggar berbagai aturan, mulai dari tata ruang wilayah hingga regulasi konservasi laut, dan mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencabut izinnya.

Di sisi lain, Gubernur Dedi Mulyadi sendiri sudah menyatakan bahwa izin KJA di Pangandaran harus dievaluasi karena kawasan itu pada dasarnya adalah destinasi wisata, bukan area budidaya ikan.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dekan Unpad Heran KJA di Pangandaran Ditolak, Sudah Diriset 6 Tahun Lalu, Nilai Susi Salah Informasi

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!