Bukan untuk Unpad, Jeje Wiradinata Jelaskan Soal Ucapan “Bodoh” Susi Pudjiastuti

Polemik ucapan “bodoh” yang dilontarkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat dialog tentang keramba jaring apung (KJA) di Pangandaran, akhirnya diluruskan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran sekaligus mantan Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, menegaskan pernyataan Susi tidak ditujukan kepada Universitas Padjadjaran (Unpad) secara kelembagaan.
Menurut Jeje, ucapan itu diarahkan secara pribadi kepada Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Profesor Rita, yang hadir dalam rapat di Kantor Samsat Pangandaran.
“Ucapan Ibu Susi bukan ditujukan ke kelembagaan, tapi ke personal. Beliau menanggapi pernyataan Ibu Rita yang mengatakan benih bening lobster (BBL) mati sia-sia di laut, lebih baik ditangkap,” kata Jeje kepada Tribun Jabar, Kamis (21/8/2025).
Respons Spontan Susi
Jeje menjelaskan, reaksi Susi muncul sebagai bentuk kegelisahan pribadi terhadap pernyataan seorang akademisi yang dinilai tidak sejalan dengan upaya pelestarian laut.
“Ibu Susi bereaksi spontan. Itu bentuk refleksi kegelisahan beliau,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, sejumlah alumni Unpad sempat mempertanyakan ucapan Susi dalam pertemuan di Kampus Jatinangor, Rabu (20/8/2025). Namun, Susi tidak hadir karena sedang sakit.
Sebelumnya, Susi sempat walk out dari rapat dialog penolakan KJA. Ia menuding pernyataan dosen Unpad keliru karena menyebut benih lobster akan mati percuma jika tidak ditangkap.
“Dia ngomong di rapat, kalau bibit lobster gemes itu tidak ditangkap, nanti juga mati. Saya mau ngamuk, tapi tidak enak karena beliau sudah tua, lebih tua dari saya. Daripada saya marah ke orang tua, apalagi seorang dosen, profesor lagi, ya saya pilih keluar rapat,” ujar Susi kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).
Menurut Susi, logika itu salah besar.
“Tidak ada percuma dalam ekosistem. Kalau mati di laut, ya dimakan makhluk lain. Profesor seperti itu namanya bodoh,” tegasnya.
Kritik untuk Akademisi
Jeje pun menyampaikan kekecewaannya terhadap pernyataan akademisi yang hadir dalam forum tersebut. Ia menilai, posisi yang tidak jelas antara akademisi atau konsultan perusahaan KJA justru memperkeruh suasana.
“Kalau datang sebagai konsultan, ya harus jelas ngomong sebagai konsultan. Kalau sebagai akademisi, harusnya membahas tidak hanya dari sisi perikanan, tapi juga aspek lingkungan, pariwisata, dan tata ruang wilayah,” ujarnya.
Apa Itu KJA?
Keramba Jaring Apung (KJA) adalah sistem budidaya ikan di laut dengan menggunakan jaring yang dipasang mengapung di atas permukaan air. Model ini banyak digunakan karena lebih praktis dan memungkinkan budidaya ikan dalam skala besar.
Namun, KJA juga menimbulkan kontroversi, terutama jika ditempatkan di kawasan wisata seperti Pantai Timur Pangandaran. Keberadaannya dinilai dapat merusak keindahan pantai, menurunkan kualitas pariwisata, hingga memengaruhi ekosistem laut.
Susi Minta Maaf ke Warga Pangandaran
Dalam kesempatan terpisah, Susi juga meminta maaf kepada masyarakat Pangandaran karena tidak mengikuti sejak awal perkembangan proyek KJA di Pantai Timur. Ia mengaku kaget mendapati keramba berukuran besar berdiri di kawasan yang menjadi pusat wisata air.
“Tidak ada yang memberitahu saya bahwa ada proyek besar seperti ini di Pangandaran. Begitu saya dengar, saya kaget luar biasa. Kok bisa? Heran, tidak habis pikir, ke mana orang Pangandaran?” ucapnya.
Susi bahkan teringat saat masih menjabat Menteri KKP, rencana pembangunan keramba besar sempat digagas. Namun, Bupati Pangandaran kala itu, Jeje Wiradinata, memilih memindahkannya ke tengah laut agar tidak mengganggu pariwisata.
“Sedangkan sekarang, keramba justru diletakkan di depan mata, di Pantai Timur. Itu tempat saya main paddle board, tempat turis main banana boat,” katanya.
Meski kecewa, Susi memuji sikap kritis masyarakat Pangandaran yang tetap menjaga kondusivitas. Ia menilai, meski tidak turun ke jalan, warga mampu menunjukkan penolakan terhadap proyek yang dianggap merugikan.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ketua HNSI Pangandaran Luruskan Pernyataan Susi Pudjiastuti, Kata 'Bodoh' Bukan untuk Unpad
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!