Susi Pudjiastuti Kritik Keras Profesor Unpad soal Bibit Lobster dan KJA: Bodoh dan Tak Paham

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memicu perhatian publik setelah memilih walk out dari rapat dialog penolakan keramba jaring apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, pekan lalu.
Keputusan ini dipicu oleh pernyataan seorang dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menyebut bahwa bibit lobster akan mati percuma jika tidak ditangkap.
"Dia ngomong di rapat, kalau bibit lobster gemes itu tidak ditangkap, nanti juga mati. Saya mau ngamuk, tapi tidak enak karena beliau sudah tua, lebih tua dari saya. Daripada saya marah ke orang tua, apalagi seorang dosen, profesor lagi, ya saya pilih keluar rapat," kata Susi di Bandara Internasional Beach Street Susi Air Pamugaran, Rabu (13/8/2025).
Menurut Susi, pandangan itu keliru. Ia menegaskan bahwa dalam ekosistem laut, tidak ada yang sia-sia.
"Kalau mati di laut, ya dimakan makhluk lain. Profesor seperti itu namanya bodoh," tegasnya.
Apa yang Sebenarnya Diperdebatkan?
Rapat tersebut melibatkan Dinas Perikanan Jawa Barat, akademisi Unpad, dan pihak lain. Isu utama yang dibahas adalah keberadaan KJA di Pantai Timur Pangandaran.
Susi menilai, keberadaan keramba besar di kawasan wisata justru mengancam ekosistem dan aktivitas pariwisata.
"Kalau mau, silakan pasang 12 mil ke tengah laut atau cari sempadan pantai selatan yang tidak ada nelayannya," ujar Susi.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiradinata, turut mengkritik pernyataan sang profesor.
Ia mempertanyakan kehadiran akademisi itu dalam forum, apakah sebagai konsultan perusahaan atau murni sebagai akademisi.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat video call dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pada momen deklarasi pelaku wisata Pangandaran menolak keramba jaring apung di Susi International Beach Strip Pamugaran, Kabupaten Pangandaran, Rabu (13/8/2025).
Bagaimana Reaksi Masyarakat dan Pemerintah Daerah?
Jeje menegaskan bahwa polemik KJA ini juga disebabkan minimnya pelibatan pemerintah daerah dalam proses perizinan.
Ia menuding proyek KJA melanggar aturan tata ruang wilayah, kebijakan daerah, hingga peraturan menteri terkait konservasi laut.
Susi sendiri mengaku kaget dengan proyek tersebut karena sejak awal tidak ada pihak yang menginformasikannya.
"Begitu saya dengar, saya kaget luar biasa. Kok bisa? Heran, tidak habis pikir," ujarnya.
Siapa yang Berwenang Mencabut Izin KJA?
Menurut Jeje, kewenangan laut dari 0 sampai 12 mil ada di provinsi. KJA di Pantai Timur hanya berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantai.
Karena itu, ia menunggu langkah tegas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mencabut izin.
Dedi sendiri menyatakan bahwa izin KJA harus dievaluasi. Menurutnya, Pangandaran sejak lama dikenal sebagai destinasi wisata, bukan lokasi budidaya ikan.
"Dari sisi ekosistem dan konservasi, ini harus dievaluasi," katanya.
PT Pasifik Bumi Samudera (PBS) yang disebut sebagai salah satu pemilik KJA menyatakan siap mengikuti evaluasi pemerintah.
"Kami menghormati semua masukan. Jika memang ada aturan yang tumpang tindih, kami siap dievaluasi ulang," kata Pimpinan PBS, Fiar Nafy.
Sebagian artikel ini telah tayang di dan TribunJabar.id dengan judul Susi Sebut Profesor Unpad Bodoh karena Bilang Bibit Lobster Mati Percuma Jika Tidak Ditangkap.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!