Rupiah Melemah Meski BI Proyeksi Ekonomi RI 2025 Bakal Tumbuh 5,1 Persen

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.277 per Selasa, 26 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 22 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.255 pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 27 Agustus 2025 hingga pukul 09.45 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.340 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 42 poin atau 0,25 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.298 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025 dapat menyentuh 5,1 persen, bahkan berpotensi lebih tinggi.
Optimisme tersebut didukung oleh kinerja perekonomian kuartal II-2025 yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen year-on-year (yoy), atau lebih baik dibandingkan kuartal I-2025 yang tumbuh 4,87 persen.
Membaiknya pertumbuhan ekonomi didukung oleh beberapa faktor, salah satunya yakni kinerja ekspor yang akan terus membaik, dan belanja pemerintah yang akan terus ekspansif sehingga mendorong permintaan domestik.
Kemudian, investasi di sejumlah sektor juga terus meningkat, terutama yang berorientasi pada ekspor. Selain itu, sektor transportasi, pergudangan, serta industri alat pertanian maupun juga investasi di sejumlah proyek strategis, juga tetap akan tumbuh.
BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional. Hal itu sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi, dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah ke depan di tengah tentu saja ketidakpastian global.
Selain itu, sinergi kebijakan antara pemerintah dan BI akan terus diperkuat, untuk menjaga momentum pertumbuhan belanja pemerintah dan BI guna terus memaksimalkan kombinasi kebijakan moneter, makropudensial, dan sistem pembayaran. Hal itu guna mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga inflasi serta stabilitas nilai tukar rupiah.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.290 - Rp 16.340," ujarnya.