Helfi Kardit Ungkap Kisah Kelam di Balik Menjelang Magrib 2, Angkat Isu Pasung dan Ketimpangan Sosial

Setelah sukses dengan film Menjelang Magrib tiga tahun lalu, Helroad Films kini kembali mengguncang layar lebar dengan sekuelnya, Menjelang Magrib 2: Wanita Yang Dirantai.
Sutradara, produser, dan penulis cerita, Helfi Kardit, menjanjikan pengalaman horor yang lebih gelap dan mencekam. Film ini mengajak penonton kembali ke tahun 1920-an, di masa Indonesia masih bernama Hindia Belanda, untuk mengeksplorasi isu pasung, ketimpangan sosial, dan ekonomi. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
"Tema pasung menjadi energi cerita sedari awal saya membuat film Menjelang Magrib ini, karena ini berdasarkan pengalaman pribadi saya waktu saya tinggal di daerah Sumatera melihat orang yang dipasung di sebuah rumah pasung sebagai bagian cara pengobatan orang yang bermasalah dengan kejiwaan atau mental illness," kata Helfi Kardit, dalam keterangannya, dikutip Senin 1 September 2025.
Helfi mengungkapkan, film ini memiliki visi yang kuat, bukan hanya sekadar proyek industri. Ia menyamakan energi kreatifnya dengan saat ia membuat film Sang Martir pada tahun 2012 bersama Starvision. Lewat Sang Martir, Helfi berhasil meraih beberapa nominasi di Asean International Film Festival and Award (AIFFA) 2023 dan Festival Film Bandung sebagai penulis cerita.
"Film Menjelang Magrib 2: Wanita Yang Dirantai adalah salah satu film yang kuat dengan visi saya, jadi bukan hanya sekedar bikin film sebagai job bagian dari industri tapi dengan visi yang kuat," tegasnya.
Helfi menambahkan, perbedaan utamanya adalah film horor merupakan genre yang sangat populer saat ini di Indonesia. Menjelang Magrib yang pertama menggunakan gaya docustyle, genre yang jarang ada di bioskop Indonesia, namun berhasil berkompetisi di Molins Film Festival, Barcelona, pada tahun 2022.
"Untuk yang kedua ini dibuat normalnya feature film. Yang kedua ini spin off dari yang pertama," jelas Helfi.
Tim produksi berusaha menciptakan atmosfer yang otentik. Proses persiapan film ini memakan waktu 3,5 bulan, dengan syuting selama 28 hari di sekitar kaki Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Trailer film menampilkan suasana pedesaan yang sepi dan mencekam, dengan minimnya penerangan di era tersebut.
Yannie Sukarya sebagai Production Designer membeberkan detail menarik seputar set film.
"Untuk set rumah dan set lainnya dalam film Menjelang Magrib 2: Wanita Yang Dirantai, 70% dibangun untuk pendekatan rumah-rumah masyarakat dengan berbagai kelas pada saat itu," ujar Yannie.
Ia juga menyoroti tantangan membangun rumah tempat tinggal karakter Layla. Tantangan terbesarnya adalah membangun set di kaki gunung dengan cuaca ekstrem dan angin kencang.
"Yang sangat menarik yaitu rumah tempat tinggal Layla yang kita bangun karena Layla tinggal dengan neneknya yang sangat miskin tapi tetap terlihat artistik dan kita membangun rumah itu dengan background dua gunung, yaitu Gunung Puntang dan Gunung Cikurai," lanjut Yannie.
Film ini juga mengangkat isu misteri, takhayul, dan ilmu pengetahuan modern. Penonton akan disuguhkan teror yang lebih dari sekadar "setan-setanan". Film ini menjadi tontonan wajib bagi para penggemar horor.
Menjelang Magrib 2: Wanita Yang Dirantai tayang mulai 4 September 2025 secara serentak di seluruh bioskop Indonesia.