Dulu Pendukung 02 Garis Keras, Kini Desta Kritik Kinerja Prabowo: Saya Berhak Mengawasi!

Desta
Desta

 Desta diketahui merupakan salah satu artis yang berada di barisan pendukung 02 selama masa kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sebagai pendukung Prabowo-Gibran, dulunya Desta selalu melihat pasangan itu dari sudut pandang yang positif.

Namun kini, Desta seolah mempertanyakan kinerja Prabowo-Gibran di tengah situasi politik yang sedang memanas.

Desta mengaku memilih Prabowo Subianto karena melihat adanya harapan baik bagi bangsa ini. Oleh karena itu, ia merasa berhak mengawasi kinerja Presiden dan mengutarakan pendapatnya apabila ada hal-hal yang tak sesuai.

"Yth Pak Presiden @PrabowoAyo Pak.. Dulu saya memilih Bapak pasti karena ada harapan.. Saya sudah menentukan pilihan, berarti saya berhak mengkritik dan mengawasi pemerintahan supaya harapan itu tetap terjaga..Saya tidak akan bisa terus diam jika ada ketidakadilan," tulis Desta di Instagram, dikutip Senin 1 September 2025. 

Desta berharap di tengah maraknya aksi demo saat ini, pemerintah bisa memberikan keputusan paling bijaksana sekaligus kabar baik bagi masyarakat. Desta yakin Prabowo Subianto bisa memberikan angin segar dan tidak mengecewakan orang-orang yang telah memilihnya sebagai Presiden RI.

"Ayo Pak Presiden, jangan buat kami sedih dan kecewa dgn pilihan yg sudah menjadikan Bapak pemimpin negeri ini. Saya tidak berharap golput adalah pilihan terbaik saya di Pemilu berikutnya akibat krisis kepercayaan terhadap siapa pun pilihan calon yang katanya akan mewakili rakyat," jelas Desta. 

"Ketegasan dan kebijakan Bapak sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa ini, termasuk harus mendengarkan keresahan kita sebagai rakyat," tambah bapak tiga anak itu. 

Dalam unggahannya, Desta membagikan tentang 17+8 tuntutan rakyat yang merupakan petisi kepada pemerintah. Tuntutan ini merupakan rangkuman keresahan publik terhadap berbagai isu politik, hukum, dan ekonomi, yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, DPR, TNI, Polri, partai politik, dan kementerian terkait. Nama "17+8" merujuk pada 17 tuntutan jangka pendek (deadline 5 September 2025) dan 8 tuntutan jangka panjang (deadline 31 Agustus 2026), dengan angka 17 melambangkan Hari Kemerdekaan Indonesia dan 8 mencerminkan reformasi sistemik jangka panjang. 

Tuntutan ini disusun berdasarkan suara masyarakat, 211 organisasi masyarakat sipil, pernyataan mahasiswa, dan petisi daring seperti di Change.org yang mendapat dukungan puluhan ribu tanda tangan.

Tuntutan ini muncul sebagai respons terhadap kenaikan tunjangan DPR yang dianggap tidak etis di tengah kesulitan ekonomi rakyat, serta insiden tragis seperti kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang diduga dilindas kendaraan taktis Brimob. 

Demonstrasi pada 25-31 Agustus 2025 menjadi pemicu utama, dengan kemarahan publik diperparah oleh kurangnya permintaan maaf resmi dari pemerintah atas korban jiwa. 

Tuntutan ini digaungkan oleh berbagai kalangan, termasuk influencer seperti Jerome Polin, Salsa Erwina Hutagalung, Andovi da Lopez, dan selebriti seperti Desta, melalui media sosial seperti Instagram dan X.