Program Renovasi Rumah di Johar Baru Dinilai Wujud Nyata Gagasan Berbaginomic Prabowo

Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari (kanan)
Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari (kanan)

 Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari mendampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dalam acara Serah Terima Kunci Tahap II Program Berbenah Kampung di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu, 31 Agustus 2025 malam.

Program renovasi rumah tersebut menjadi bukti nyata bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus berupaya menghadirkan program prioritas yang langsung menyentuh masyarakat. Salah satunya melalui pembangunan dan renovasi rumah bagi warga kurang mampu agar memiliki hunian yang layak, sehat, dan aman.

Dalam sambutannya, M. Qodari menjelaskan bahwa target pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo dilakukan melalui dua jalur, yaitu pembangunan baru dan renovasi rumah tidak layak huni. Menurutnya, kolaborasi pemerintah dengan pihak swasta menjadi kunci untuk mempercepat pencapaian target tersebut.

Ilustrasi Rumah Sederhana Layak Huni

Ilustrasi Rumah Sederhana Layak Huni

“Dengan inisiatif dari Pak Ara sebagai Menteri PKP, supaya lebih banyak rumah masyarakat bisa dibangun dan direnovasi, beliau mengajak keterlibatan swasta, misalnya Yayasan Buddha Tzu Chi dan Kadin,” ujar Qodari dalam keterangannya, 1 September 2025.

Ia menegaskan, program ini merupakan wujud nyata implementasi gagasan besar Presiden Prabowo, yaitu Berbaginomic. 

“Program renovasi rumah di Johar Baru ini adalah contoh konkret bagaimana Berbaginomic diwujudkan dalam kebijakan pemerintahan. Pak Ara menjalankan apa yang diserukan Presiden Prabowo, yakni berbagi,” jelasnya.

Menurut Qodari, Berbaginomic adalah jawaban atas masalah besar bangsa, yaitu Serakahnomic. 

“Serakahnomic itu apa? Serakahnomic itu adalah kondisi di mana pengusaha besar itu memikirkan diri sendiri. Kalau Berbaginomic, pengusaha yang berhasil, yang sudah mampu, juga berbagi dengan masyarakat, warga masyarakat,” jelasnya.

Qodari menambahkan, Johar Baru menjadi contoh nyata penerapan Berbaginomic. Ia menyebut manfaat dari program tersebut langsung dirasakan oleh masyarakat.

 “Alhamdulillah, hari ini kami dari Kantor Staf Presiden bisa menyaksikan aksi nyata Kementerian PKP. Manfaatnya dirasakan langsung oleh warga seperti Ibu Eli, Ibu Tursinah, dan Pak Wagiman. Ini hari yang luar biasa, bukan hanya karena ada renovasi rumah, tapi karena kita berkumpul dalam suasana aman, damai, dan bahagia,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri PKP Maruarar Sirait menyebut tantangan yang dihadapi Indonesia masih besar. Data pemerintah mencatat, lebih dari 26 juta rumah di Indonesia masuk kategori tidak layak huni. 

Karena itu, pemerintah menjalankan dua strategi utama: melalui APBN lewat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), serta lewat mekanisme gotong royong bersama dunia usaha.

Maruarar menegaskan, gotong royong ini adalah bentuk nyata Berbaginomic.

Unit rumah subsidi untuk wartawan di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi

Unit rumah subsidi untuk wartawan di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi

“Inilah yang saya sebut dengan Berbaginomic. Bentuk kolaborasi berbagai pihak—swasta, pengusaha, Kadin, dan pemerintah—untuk bersama-sama membantu rakyat. Ini adalah lawan dari Serakahnomic. Kalau Serakahnomic itu hanya mementingkan diri sendiri, Berbaginomic justru berbagi,” ujarnya.

Ia menambahkan, konsep Berbaginomic perlu diperluas agar semakin banyak masyarakat bisa menikmati manfaatnya. 

“Dengan kebersamaan, kita berharap semakin banyak rumah rakyat yang dapat direnovasi, sehingga warga bisa tinggal di rumah yang layak, sehat, dan aman,” pungkas Maruarar.